Chapter 7 - Bab 7

Orang bilang cinta pertama itu adalah hal yang paling sulit untuk di lupakan. Ternyata itu semua benar adanya ingatan yang membekas di benakku.

Akan terasa bahagia jika kita mencintai orang yang kita cintai pun mencintai kita. Namun, akan menyakiti jika cinta kita bertepuk sebelah tangan

Atau akan menyakitkan jika orang yang kita cintai dia juga mencintai tapi tidak untuk saling memiliki.

Begitulah yang terlintas dalam hati dan pikiranku.

Ya .. Aku masih mencintai pria masa laluku

Semua ini harus aku rahasiakan ke pada Zidane, pria yang sangat mencintaiku

dia teman kecilku semasa kecil dan anak dari keluarga konglomerat.

Aku masih mencintai seorang pria yang bernama Jems, pria yang ku anggap juga mencintaiku semasa SMA tetapi dia lebih memilih perjodohan orang tua nya.

Karena aku terlahir dari keluarga miskin yang membuat orang tua Jems tak merestui hubungan ku. Karena faktor ekonomi lah yang membuat aku harus berpisah.

Ya apa salah nya orang seperti ku yang terlahir dari keluarga miskin memiliki cinta ?

Kenapa orang hanya memandang tahta di atas cinta? Orang tuanya  tak merestui hubungan kami karena aku terlahir dari keluarga miskin yang tak mempunyai apa-apa.

Setiap hari aku harus berpura -pura dengan perasaanku setiap kali aku bertemu Zidane.

Aku berpikir bahwa perasaan tak mencintai seseorang akan datang dengan sendirinya dan tumbuh menjadi cinta.

Hingga akhir nya Zidane mengungkap kan Perasaan nya. Di Jerman ini yang menjadi saksi

Zidane pria yang sangat aku kenal membuat janji padaku.

"eheem..." Zidane berdehem, seperti ada sesuatu yang ingin di katakannya, ku putar bola mata ku ke arah wajah Zidane

" Ranaya Dyer " tegur Zidane membuatku terbangun dari lamunan panjangku .

"Ada apa ?" tanyaku

Aku pun heran dengan sikap nya Zidane yang terlihat gugup saat bertemu dan memandangku

Aku pun terdiam hingga akhir nya Zidane mengucap kan satu kalimat yang membuatku terkejut dan membisu seribu bahasa.

" Apakah kamu mau jadi makmum ku ? " sahut Zidane

Deg..deg..

Jantungku mulai berirama aku tahu apa maksud dari perkataan Zidane, aku mengerti jelas bahwa saat ini Zidane sedang mengutarakan perasaan nya padaku.

Degupan jantungku pun berkali lipat cepatnya beirama di ikuti dengan aliran suara pengamen yang terdengar membuat suasana semakin canggung

" Ranaya? " panggil Zidane pelan

Menunggu jawaban kalimat kepastian dariku.

Dengan perasan gelisah dan agak sedikit kaku . Aku pun membalas ucapan Zidane

" Aku juga ingin kamu jadi imam ku, tapi...maaf bukan untuk saat ini."

aku diam sejenak lalu melanjutkan ucapanku "Apakah kamu mau menunggu ku? Tanya ku ke pada Zidane"

Zidane pun tertegun mendengar ucapanku dan ia tersenyum senang mendengar ucapanku, karena aku juga menginginkan Zidane menjadi imamku.

Tapi, ada sebuah pertanyaan yang terlontar kembali dari mulut Zidane.

"Kenapa bukan saat ini ? apa alasan mu ?"

Tanya Zidane mempertanyakan jawaban ku. matanya menatap lekat matanya dan tak berpaling sedetik pun. aku menelan salivaku mencoba memberanikan diri menjawab pertanyaan Zidane

" Aku belum bisa melupakan masa laluku, aku trauma akan hal itu" ujarku tertunduk mengalihkan tatapan mata Zidane yang merah berkaca-kaca setelah mendengar jawabanku

" Tolong aku untuk melupakan masa laluku" aku mempertegas ucapanku. disini aku sangat berharap Zidane mengerti maksudku

Mulut Zidane membeku serasa kaku diam seribu bahasa seakan-akan mulutnya terkunci rapat mendengar ucapanku.

"Baik lah " Zidane mulai berkata tegas, dengan suara getar dan kata - kata terbata bata.

"Aku akan memenuhi permintaanmu Ranaya Dyer. Karena aku mencintai mu Nay, aku akan berjuang untukmu"

sangat jelas Zidane menyebut namaku dan menjawab permintaanku .

Sebenarnya hatiku hancur berkeping - keping

aku sudah berusaha mencintaimu tapi kenapa perasaan cinta itu tak kunjung datang, gumamku dalam hati ketakutan akan tahta membuat aku teringat masa laluku.

Wajah Zidane berubah pias dengan sebuah pengakuanku

"Aku harap kamu bisa mencintaiku

Aku tak memandang kamu terlahir dari keluarga mana, aku tidak peduli masa lalumu seperti apa, dan aku tidak peduli di antara kita berbeda, aku tidak peduli hal itu Ranaya " Ujar Zidane berteriak kepadaku

Air mataku mulai menetes membasahi pipi.

Pepatah lama pernah mengatakan cinta tak harus memiliki, memang benar. Mungkin suatu saat kita akan menemukan cinta sejati yang tak pernah di sangka

Wanita mahluk yang terlalu rapuh saat di hadap kan oleh perasaan cinta.

Wahai wanita pandang lah ke depan karena masih ada yang mencintaimu dengan tulus tanpa adanya kata - kata apapun.

*******

Bagaimana bisa untuk saat ini aku menerima lamaran Zidane, ini terlalu cepat untuk di bicarakan

Sedangkan saat pacaran aja aku belum memantapkan hatiku.

Aku pun duduk termenung di atas balkon apartemenku sambil memandangi langit-langit yang berkilauan. Dunia ini sangat pahit sama seperti kopi hitam. Tapi sepahit-pahit kopi akan terasa enak saat di nikmati sedangkan dunia sepahit pahit nya dunia, walaupun pahit tetap harus di jalani.

Setelahku rasa cukup puas memikirkan apa yang telah terjadi akhirnya aku pun terlelap tidur di atas balkon apartemen dengan posisi duduk bersandar

dan melewati semua pemikiran tentang apa yang semua telah terjadi.

Dan aku terbangun terkejut saat matahari menampakkan cahayanya

Setelah beberapa menit aku pun beranjak turun dari atas balkon apartemenku. Entah sudah berapa lama aku tertidur di sana.

" Aaaawwwwsss " ringis ku

Keluar dari dalam balkon apartemenku dan merasa nyeri di leher saat berada dalam balkon saat ketiduran tidak menggunakan bantal atau pun alas lainnya.

Aku pun berusaha perlahan meregang kan otot leherku mencoba memiringkan ke kanan dan kekiri perlahan nyeri itu pun hilang .

Keraguan adalah pembunuh kamu harus perlu tahu siapa yang pantas diri mu perjuangan kan, masa lalu mu ? atau orang yang hadir dalam hidup mu.

Di waktu seorang wanita tengah terdiam, di waktu tersebut ada jutaan hal yang ada pada pikiran nya.

Aku pun bergegas mandi dan bersiap - siap ingin pergi ke kantor. Setelah mandi dan rapi menggunakan blazer dan rok kerjaku aku pun duduk di meja rias dan menyisir rambutku yang hitam bergelombang. Aku pun melihat pantulan wajahku dari kaca, Aku pun tersenyum kecil melihat wajahku yang cantik dan anggun

" Heeem ..Aku cantik ? hanya saja hidupku yang tak seindah wajahku. Tapi itu dulu, sekarang sangat berbeda, aku memiliki karir dan memiliki jabatan tinggi karena hasil kerja kerasku "

Gumamku lirih dalam hati.

" Ayoo Ranaya kamu pasti bisa tunjukan pada dunia kamu pasti bisa! kamu yang dulu berbeda dengan yang sekarang ! " gumamku lagi dalam hati memberi semangat. Sambil menutup pintu kamar apartemen aku pun perlahan - lahan keluar dari apartemen dan pergi menuju kantor .