Dua Minggu setelah kepulangan kami dari Bali, aku tak pernah lupa untuk selalu mengecek pesan atau panggilan handphone yang telah aku sadap milik Zidane. Namun, aku tak menemukan pesan kemarin yang masuk lagi di handphone Zidane.
Mata ku mengerjap saat tangan dingin mengusap lembut pipi. Lalu satu kecupan mendarat tepat di pipi ku.
"Pagi sayang" sapa seseorang yang selalu ku nantikan di setiap pagi. Membuka mata perlahan, kudapatkan wajah suami ku memenuhi penglihatan.
"Maaf mengganggu tidur mu" ucap nya sambil mengelus lembut kepala ku. Aku tersenyum manja menanggapi ucapan nya.
Semalam aku pulang larut malam tak tega membangunkan mu. Dengan gemas Zidane mencium wajah ku, dan menggelitik perut hingga aku meronta dan memeluk nya. Momen ketika seperti ini membuatku melupakan sesaat segala masalahku dengan Zidane, rasa benci yang terkadang muncul perlahan sirna dan tertutupi oleh rasa cintaku yang membuta.
"Aku tunggu di meja makan" ucap nya sambil bangkit dari peraduan.