Zidane's pove
Aku yang melihat sekilas pada Ranaya yang sedang mengompres pergelangan tangan nya menggunakan air hangat. Kemudian dia membalut nya dengan perban sembari duduk melihat malam yang sudah berganti hari.
"Sini aku bantu kamu Ranaya" pinta ku merasa sangat bersalah.
Mungkin sakit kaki yang ku rasakan lebih sakit dari pada pergelangan tangan nya yang terluka oleh ku, sangat terlihat jelas ketika raut wajah nya berubah menahan sakit.
"Tidak usah, aku ingin sendiri saat ini" Ranaya menolak dengan suara dinginnya tanpa melihat ke arahku.
Aku yang sangat merasa bersalah dengan apa yang saat itu aku lakukan.
Kekhilafan ku terhadap Ranaya yang membuat ku telah melukai nya. Bahkan jika dia mengetahui apa yang telah aku lakukan terhadapnya akan menambah luka baru.
Sebenar nya aku tak ingin menghianati Ranaya, apa lagi mengingat akan perjuanganku yang sebelum nya susah mendapat kan cintanya dulu.