Chereads / Perfect Wife (Dangerous) / Chapter 48 - CHAPTER 47 Twin Brother

Chapter 48 - CHAPTER 47 Twin Brother

Happy Reading.....

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

°▪️°▪️°▪️°▪️°▪️°

"Naomi." Suara berat namun terdengar halus membuat Leanne berpikir jika itu ayah dari Naomi dan Leanne pun berdiri dari jongkoknya berbalik arah untuk melihat sosok ayah dari Naomi.

DEG!!

Namun tiba-tiba saja Leanne mematung, dan merasakan udara di sekitarnya terasa sesak untuk ia rasakan.Walaupun keterkejutan masih melingkupi Leanne dengan apa yang ia lihat, meski begitu bibir Leanne mencetuskan sebuah nama pada orang di hadapannya.

"Rr–rai....Raigan."

▪️▪️▪️▪️▪️

Leanne

Setelah pertemuan tidak terduga di halaman rumah sakit, kini aku tengah berada di restoran sebrang rumah sakit, duduk berhadapan dengan seseorang yang sudah lama aku tunggu kehadirannya sejak dulu. Dan kini kami duduk satu meja dengan pria atau lebih tepatnya kekasihku yang telah lama menghilangkan diri, kehadirannya membuatku bahagia karena telah bertemu dengannya kembali, namun pertemuan ini bersamaan dengan rasa kecewaku dengan kenyataan pahit yang baru ku ketahui.

Tidak jauh dari mejaku di sana, mereka Ayumi serta Naomi ibu dan anak itu duduk satu meja membuatku sadar akan kenyataan, bahwa mereka adalah bagian hidup dari pria di hadapanku yang saat ini menatapku dalam diam. Pria yang aku cintai yang aku tunggu selama ini, ternyata sudah berkeluarga. Sia-sia selama ini aku menunggunya untuk dia kembali, nyatanya dia bahagia bersama keluarga kecilnya.

"Jadi apa penjelasan mu...Raigan." Ucapku datar bosan akan keheningan sejak 10 menit kami tiba di sini.

"Saya Rai—"

"Oke, jika kamu ingin kita berbicara formal sedangkan kita memang sudah lama tidak bertemu setelah sekian lama, dan akan sangat canggung di antara kita dengan kenyataan kondisimu saat ini. Jadi?  Apa penjelesan anda setelah sekian lama menghilang dan tahu-tahu bertemu kembali dengan anda sudah berkeluarga?!" Selaku cepat dan marah karena ucapan pertama kali yang keluar dari pria di hadapanku ini begitu formal membuatku yakin jarak di antara kita sangat jauh.

"Saya saudara kembar Raigan pria yang kamu cintai." Mendengar ucapannya seketika membuatku tertawa sinis.

Apa pria ini akan terus menyakitiku kembali? Tidak cukupkah dia menghilang bertahun-tahun serta telah berkeluarga ketika kami bertemu kembali. Dan sekarang pria yang aku cintai— ahh, apakah pantas jika pria ini masih layak aku cintai?!Sekarang dia malah berkata dia dan Raigan adalah saudara kembar. Apa kebohongannya itu untuk menutupi rasa bersalahnya, karena sudah mengkhianati ku? Jika memang iya begitu, pria di hadapanku saat ini yang pernah aku cintai selama ini benar-benar seorang baj*ingan.

"Apa segitunya anda tidak ingin mengenal saya dengan kebohongan anda itu? Karena saya tahu, anda tidak memiliki saudara apalagi saudara kembar. Jika anda merasa terganggu dengan pertemuan ini, oke. Lebih baik kita tidak pernah bertemu lagi, dan anda akan bahagia dengan keluarga kecil anda." Ucapku sambil melirik ke arah meja Ayumi dan Naomi berada.

"Tapi hanya ada satu hal yang ingin aku katakan padamu Raigan, aku menyesal telah menunggu kamu dan mencintai kamu selama ini. Tanpa tahu ternyata kamu sudah melupakanku dan telah memiliki wanita lain yang kamu cintai." Lanjut ku menatap Raigan penuh dengan kekecewaan.

Aku melihat dia yang menghela napas nya secara kasar dan ia mengeluarkan suatu benda dari dompetnya lalu menyodorkan benda itu kehadapanku.

"Itu fotoku bersama Raigan, saudara kembarku dan itu asli bukan rekayasa." Ucapnya, dan dengan perlahan aku mengambilnya. Terlihat jelas di sana dua orang pria dengan wajah yang serupa, namun hanya salah satu dari mereka yang tersenyum ke arah kamera, yaitu pria tanpa kacamata, sedangkan satunya lagi pria itu memakai kacamata dan ia berekspresi datar dan aku yakin pria berkacamata itu adalah pria di hadapanku ini. Karena melihat pria yang tersenyum ceria nan hangat itu selalu aku dapatkan hingga membuatku familiar, dan dia adalah pria yang aku cintai, pria pertama yang mengenalkanku tentang arti cinta yang tulus.

"Ya, dia Raigan." Ucap pria di hadapanku saat aku mengelus fotret wajah yang memiliki senyum ceria nan hangat itu.

"Jadi, siapa anda?" Tanyaku tanpa mengalihkan tatapanku dari foto.

"Saya Rai Kanakamura Dawangga. Saudara kembar Raigan Nakamura Dawangga." Jawabannya membuatku terpaku, pria yang aku kenal bernama Raigan Nakamura Dawangga anak dari pimpinanku, Adam Dawangga.

"Raigan atau Adam ayah anda tidak pernah menceritakan ia memiliki anak serta saudara lain." Ucapku.

"Tanpa menjelaskan pun, pasti kamu tahu sendiri kenapa Papa dan Raigan dengan profesinya seperti kamu saat ini tidak memberitahukan silsilah keluarganya, karena terlalu berbahaya jika musuh tahu tentang keluarga kami." Ucapnya.

"Anda tahu siapa saya?" Tanyaku sedikit ragu jika ia mengetahui profesiku.

"Ya, saya tahu pekerjaanmu sama dengan saudaraku, karena ia pernah mengatakan padaku jika ia memiliki kekasih yang ia cinta yang sama satu profesi dengannya." Jawab Rai.

"Apa anda tahu dimana Raigan sekarang? Tidak mungkin anda tidak tahu di mana Raigan." Tanyaku menatap Rai selidik mungkin saja Rai tahu di mana keberadaan Raigan dan ia dengan sengaja menyembunyikan keberadaan Raigan.

"Tidak. Saya tidak tahu di mana Raigan sekarang. Bukankah biasanya dia akan menghilang seperti itu, 'kan? Setelah ia selalu menyelesaikan 'pekerjaannya'." Ucap Rai mengganti kata misi dengan kata pekerjaan.

"Ya, saya tahu jika ia akan menghilang selama satu atau dua bulan jika ia sudah menyelesaikan pekerjaannya. Tapi apakah mungkin ia sampai menghilang bertahun-tahun lamanya? Anda pasti tahu, 'kan di mana Raigan sekarang?!" Tanyaku penuh penekanan.

"Saya maupun Papa tidak tahu di mana keberadaan Raigan sekarang Anne. Dia pintar sekali jika untuk menyembunyikan diri, dia hilang di telan bumi begitu saja." Jawab Rai yang kulihat sangat serius dalam ucapannya, namun entah kenapa ada rasa mengganjal serta sesak di hatiku yang membuatku dadaku sakit.

Apa ini di karenakan, bahwa selama ini Raigan yang tanpa ku tahu di luaran sana sudah memiliki kehidupan barunya, bersama dengan wanita yang ia cintai dan wanita itu bukan diriku? Kenyataan yang belum tentu itu benar saja sudah membuat dadaku sakit seperti ini. Lalu, apa yang akan terjadi padaku jika kenyataan ia memiliki wanita lain itu memang benar?

"Anne, sebaiknya kamu lupakan Raigan. Hiduplah dengan kehidupanmu sekarang tanpa adanya bayang-bayang Raigan, dan aku lihat sepertinya kamu sudah menikah. " Ucap Raigan dengan pandangannya mengarah ke jari manisku yang terdapat cincin pernikahan.

"Sebaiknya anda jangan menyuruhku untuk melupakan sesuatu hal yang sulit untuk aku lakukan, karena itu bukan urusan anda!!" Ucapku bersamaan dengan aku melipat kedua tanganku di depan dada agar ia tidak melihat lagi cincin yang aku kenakan.

"Jangan sia-siakan hidupmu untuk orang yang belum tentu masih mengingatmu, Anne. Bisa saja ia menghilang lama, karena ingin menjauh dari dunia kerjanya itu, dan mungkin saja saat ini Raigan sudah menemukan wanita lain yang sudah ia cintai." Mendengar ucapannya seperti itu membuatku marah, karena aku yakin Raigan bukan orang yang seperti itu. Raigan tidak akan mungkin mengkhianati aku, 'kan? batinku meragu.

"Karena dulu terakhir kali aku bertemu dengannya, Raigan pernah berkata padaku. Jika ia ingin keluar dari pekerjaannya yang berbahaya itu, karena ia ingin hidup aman bersama dengan wanita yang ia cintai." Lanjutnya dan membuatku tidak mampu untuk mendengarnya lagi.

Aku yakin Raigan tidak akan pernah mengkhianatiku. Jika memang di luaran sana ia sudah menemukan kebahagiaannya tanpa adanya aku di hidupnya. Harapanku hanya satu, yaitu aku ingin di pertemukan lagi dengannya untuk meminta jawaban kenapa ia meninggalkanku hingga sekarang tanpa jejak, dan tanpa kata yang pergi begitu saja.

°▪️°▪️°▪️°▪️°▪️°

Next chapter.....

Jangan lupa dukungannya ya guys!! 👇👇👇

See u later 🙋🏻‍♀️