Chereads / Adek Kelas ku Pacar ku / Chapter 17 - bab 17

Chapter 17 - bab 17

Lalu Siska berpamitan untuk pulang tadi sama agnia karean dia sudah dijemput sama kakanya. Setelah kepergian Siska itu agnia langsung melihat lagi ke arah handphonnya yang masih membuka maps yang menunjukan perjalanan ojek onlinnya tadi pesennya dan ternyata ojek online nya sudah mau sampai disekolahan agnia. Setelah agnia tau kalau ojek online yang tadi dia pesan sudah mau sampai di sekolahan agnia langsung berdiri dari duduknya untuk menuju depan sekolahan, agnia terus jalan untuk menuju ke depan sekolahan melewati parkiran sekolahan, didalam sekolahan sekarang udah mulai kosong karena bel pulang sudah berbunyi tiga puluh menit yang lalu sekarang di sekolahan hanya tinggal ada beberapa orang aja mungkin sedang nunggu dijemput. Saat agnia sudah sampai di depan sekolahan agnia melihat ke arah aplikasi ojek online tadi ternyata maps nya menunjukak kalau ojek online pesanannya sudah sampai di Deket sekolahan dan Agnia langsung melihat ke arah kanan dan kiri dan Yap dia menemukan ojek online pesanannya, agnia langsung berjalan menghampiri tukang ojek online pesanannya tadi.

***

Setelah selesai latihan basket untuk turnamen satu bulan lagi, Devan memutuskan untuk langsung pulang karena dia ada janjian sama agnia. Biasanya devan dan temen-temen nya kalau selesai latihan basket pasti mereka kumpul dulu disekolahan kalau enggak ya mampir di cafe Deket sekolahan mereka.

Saat Devan sudah selesai mengembalikan bola dan alat - alatnya, lalu devan langsung berpamitan sama teman - temannya, sahabat nya dan pak Herman. Saat berpamitan sama pak Herman

" Assalamualaikum pak, " ucap salam Devan kepada pak Herman yang lagi duduk di Deket lapangan.

" Waalaikumsalam Dev," ucap pak Herman menjawab salam dari Devan.

" Pak saya mau ijin pulang dulu ya ," ucap Devan ijin mau pulang sama pak Herman yang sedang duduk dibangku pinggir lapangan sambil main handphonen nya.

" Kalau kita kumpul bentar bisa apa enggak ya dev?, soalnya bapak baru aja dapat informasi dari panitia turnamen basket kalau ada ketentuan baru buat lomba besok sata turnamen," ucap pak Herman kapada Devan, kalau devan mau diajak kumpul sebentar sama anak - anak yang lain juga buat bahas untuk turnamen basket satu bulan lagi yang mau mereka hadapi.

" Ohhh boleh pak, kalau mau kumpul sekarang saya bisa pak," balas Devan kepada pak Herman, dia mau bilang enggak bisa tapi dia juga enggak enak sama pak Herman dan sama temen - temennya juga, dan kelihatannya ada hal yang sangat penting yang mau pak Herman bicarakan sama Devan dan temen - temennya. Dan untuk masalah agnia, mungkin enggak papa agnia nunggu devan sebentara untuk kumpul lagian kumpulnya juga enggak mungkin lama karean hari juga udah mulai gelap.

" Yaa bagus itu kalau kamu bisa kumpul sekarang, bapak minta tolong kasih tau temen yang lainnya ya sekarang Dev, takutnya kalau keburu pada pulang, soalnya bapak dapat infonya juga baru aja," ujar pak Hendra minta tolong kepada Devan untuk memberi tau temen - temen satu tim basketnya buat kumpul sekarang karena ada hal penting yang mau diomongin sama pak Herman.

" Baik pak saya permisi dulu pak, mau kasih tau temen - temen yang lain, biar enggak pada pulang dulu" ucap Devan berpamitan sama pak Hendra untuk ngasih tau temen-temennya buat kumpul sekarang.

" Iyaa terimaksih ya Devan," ujar pak Hendra kepada Devan.

" Sama - sama pak," bala Devan kepada pak herman.

Setelah itu Arkan langsung menemui temen - temennya untuk memberitahu bahwa mereka mau ada kumpul sekarang. Karana ada informasi penting yanng mau pak Herman kasih tau ke mereka.

" Bro sekarang kita disuruh kumpul dulu sama pak hendra," ucap Devan saat melihat temen - temennya sedang berkumpul sambil berbincang - bincang dan entah membicarakan tentang apa, Devan memberitahu temen- temennya untuk kumpul sekarang.

" Kok tumben Dev," Ucap Alex kepada Devan merasa heran karena biasanya kalau kumpul itu setiap hari Rabu tapi ini kok habis latihan tiba - tiba disuruh kumpul.

" Iya emang ada apa dev? Kok disuruh kumpul dadakan," ucap Angga temen satu tim devan yang juga merasa kepo kenapa mereka disuruh kumpul dadakan.

" Iya tadi pak herma bicara sama gue, kalau kita kumpul sekarang karean ada suatu hal penting yang pak Herman mau bicarakan sama kita, tentang turnamen yang mau kita hadapi satu bulan lagi," jelas Devan kepada temen - temennya kenapa mereka disuruh kumpul sekarang sama pak Herman.

" Aduh gak jadi cuci mata nih," ujat Robi kepada sahabatnya, karena rencananya mereka habis ini mau nongkrong seperti biasa di cafe biasanya yang mereka gunakan untuk nongkrong setelah habis latihan karena disana pelayannya cantik - cantik.

" Wuuuuuu cewek mulu yang ada dipikita Lo rob," ucap Alvin menanggapi Robi yang pikirannya cuma tentang cewek terus.

" Alah kalian juga kalau diajak pada mau," ucap Robi membela dirinya sendiri karena temen - temennya kalau diajak juga pada semangat langgsung gas aja.

" Hahahha" tawa mereka pecah saat mendengar ucapan Robi.

" Usaha - udah mendingan sekarang kita langsung ke pak Herman aja, " ucap Devan melerai perdebatan mereka karean kalo tidak hentika pasti mereka sampai besok pagi pun betah.

" Iya sekarang langsung kesana aja, biar cepet pulangnya," ucap azak kepada teman-temannya biar mereka cepat ke pak Herman biar pulangnay juga cepat, karean dia udah merasa capek.

" Ayo," ucap mereka kompak.setelah itu mereka langsung menuju ke pak Herman yang lagi duduk di samping lampangan.

" Pak ini semua teman - teman sudah pada kumpul," ucap Devan kepada pak Herman setelah mereka sudah berada di depan pak Herman yang sedang main handphonen.

" Ohh ya, kumpulnya enggak usah formal kita santai aja tapi semuanya paham ya?" Ucap pak Herman santai sama murid - muridnya.

" Siyap pak," ucap mereka kompak, karena menurut mereka kalau kumpul formal itu kadang -. Kadang enggak pada paham karena suasananya itu mencengkeram jadi bikin fokus kita pecah terbagi, tapi kalau santai itu menurut mereka itu jadi pada paham mereka enggak pada spaneng.

" Baik jadi kita sekarang duduknya melingakar aja ya anak - anak biar lebih enak bicaranya," ucap pak Herman memberi instruksi murit - muridnya untuk duduk melingkar di lapangan biar pak Herman ngejelasin nya lebih mudah.

" Siap pak," ujar mereka semua kompak. Setelah itu mereka langsung membuat lingkaran di lapangan.setelah melihat murid - muridnya Uda membuat lingkaran pak Herman langsung menghampiri mereka. Lalu duduk di sebelah salah satu muridnya.