Chereads / Adek Kelas ku Pacar ku / Chapter 20 - BAB 20

Chapter 20 - BAB 20

Setelah itu sudah tidak ada lagi obrolan dari mereka ber dua. Karena Devan sibuk dengan jalan dan agnia sibuk melihat pemandangan yang mereka lewati.Saat agnia sedang melihat di sekeliling nya agnia tersadar kalau jalan yang mereka lewati bukan jalan ke arah rumahnya,

" Woii Dev ini mau kemana, ini bukan jalan ke arah rumah gue, elo mau bawa gue keman" teriak agnia karena jalan yang mereka lewati bukan jalan menuju ke arah rumah agnia.

" Emang bukan arah ke rumah elo," ucap Devan santai. Padahal agnia pikiran Agnia sudah kemana - mana takut kalau dibuang sama Devan dan lebih parahnya kalau di bunuh sama Devan.

" Lo mau culik gue ya ?," ucap agnia yang pikirannya sudah ke arah mana - mana.

" Gak usah mikir aneh - aneh elo itu , enggak ada untungnya juga gue nyulik elo, yang ada gue jadi pusing denger suara elo yang cempreng itu," ucap Devan menanggapi ucapan agnia yang berfikir aneh - aneh kepada dia. Tapi kalau sampai ada yang nyulik agnia mungkin bisa - bisa orang itu jadi pusing karena denger omongan agnia.

" La terus kalau elo enggak mau nyulik gue terus elo mau bawa gue kemana," tanya agnia penasaran

" Udah sekarang elo enggak usah banyak omong tinggal duduk manis nurut aja sama gue, gue juga enggak akan ngapa - ngapain elo, dan gue juga enggak tertarik sama elo yang kok," ucap Devan dengan entengnya bilang kayak gitu sama agnia. Padahal cewek itu emang kelihatan biasa aja kalau digituin, tapi kalau dia lagi sediri atau lagi dalam keadaan sepi pasti dia akan selalu keingat dengan omongan orang yang menyakiti hatinya itu. Dan itu sangat menyakitkan.

" Enak aja kalau omong orang body gue bagus gini, lihat aja elo kalau sampai suka sama gue makan omongan sendiri entar elo," ucap agnia tak trima dengan omongan Devan yang kelewat pedas itu.entah lah dia bicara kayak gitu suka dipikir dulu apa cuma asal bicara. Agnia kadang suka bicara dalam hati Devan itu cowok tapi mulut pedasnya ngalahin omongan cewek,agnia suka kasihan sama cewek yang besok jadi pasangan devan pasti harus punya hati dan mental yang sekuat baja.

" Iya in udah, kalau di teruskan enggak bakal ada selesainya debat sama elo itu, Udah sekarang elo duduk manis aja enggak udah banyak tanya habis ini juga kita sampai," ucap Devan kepada agnia yang dari tadi ngajak dia debat terus, Deva jadi agak pusing denger suara agnai yang kelewatan merdunya itu.

Setelah itu tidak ada balasan dari agnia, selanjutnya agnia cuma diam aja nurut sama omongan Devan karena dia juga udah haus dan udah laper dari tadi dan kalau mereka masih debat otomatis tenaga Agnia tambah kekuras lagi, jadi lebih baik agnia diam aja duduk dibelakang sambil menikmati pemandangan yang mereka lewati.

Saat agnia sedang asik - asik nya menikmati pemandangan sore yang mereka lewati, dan tidak terasa ternyata mereka sudah sampai di suatu taman. Taman itu sangat indah banyak pohon - pohon yang rindang disana, disana juga banyak Bungan - bunga dan udaranaya disana sangat segar sekali, tak ketinggalan disana juga banyak permainan anak - anak dan lingkungan disana juga terjaga bersih.

" Ayo duduk disana," ucap Devan kepada agnia.

Lalu agnia langsung turun dari motor Devan dan disusul olh devan. Setelah mereka berdua melepas helem mereka dan menaruhnya di atas motor devan, Devan langsung berjalan menuju tempat duduk yang tadi Devan kasih tunjuk ke agnia dan disusul oleh agnai yang berjalan dibelakang Devan. Saat Devan sudah sampai di dekat kursi tadi Devan langsung duduk di kursi itu.

" Lo mau berdiri terus sampai nanti?" Tanya Devan kepada agnia yang dari tadi cuma berdiri aja disamping kursi yang diduduki Devan.

" Iya - iya ini juga mau duduk," bala agnia sebel sama Devan karena kalau bicara enggak pernah halus selalu bicaranya pedas.

" Lo mau ngapain ajak gue kesini Dev, gue mau pulang udah capek," ucap agnia kepada Devan, agnai heran kepada Devan karena tiba - tiba ngajak pulang bareng tersu ngajak ke taman dan sekarang cuma diam aja.

" Lo masih inget enggka sama perjanjian kita tadi?" Tanya Devan kepada agnia tentang perjanjian yang tadi mereka buat, bukan mereka sih tapi Devan karen yang ngajak Devan tapi agnia juga sudah menyetujui.

" Iya gue masih inget, terus apa hubungannya taman ini sama perjanjian kita tadi? Lo mau nyuruh gue bersihin rumput di disini ya? Gue tau elo orangnya tega an tapi kali ini jangan keterlaluan dong," ucap agani yang ngomong terus melontarkan pertanyaan - pertanyaan sama devan. Dan Devan sampai bingung mau jawab yang mana.

" Lo kalau tanya satu - satu kenapa sih dan Lo kalau tanya juga yang agak berbobot gitu Lo, suka aneh - aneh aja elo itu kalau tanya coba sekali - kali itu kalau tanya dipikir dulu kenapa sih, gue masih normal juga kali tega - teganya gue sama orang enggak mungkin juga gue nyuruh orang buat bersihin rumput di taman yang luas ini," ucap Devan kepada agnia yang kalau bicara itu suka aneh - aneh dan kalau tanya itu suka enggak bisa dari satu - satu pasti langsung banyak sampai bingung orang lain kalau mau jawabnya sama kayak Devan juga bingung mau jawab dari mana pertanyaan agnia yang aneh - aneh itu.

" La terus kenapa elo ngajak gue kesine devan," teriak agnai karean udah malas sama Devan dari tadi ditanya tapi enggak ada jawaban yang pas menurut dia, dan spontan agnia teriak.

" Gak usah teriak juag kali mbak, emang elo enggak malu pada di lihatin orang - orang," ucap Devan setelah mendengar teriakan agnia dan seketika orang - orang yang ada di taman langsung melihat kearah mereka dan yang parah lagi orang - orang yang ada di samping Yaman sampai melihat ke arah mereka karena mendengar teriakan agnia.

" Heheh ya kan gue spontan, elo sih dari tadi ditanya bukannya jawab pertanyaan dari gue dengan jelas tapi malah elo alihin terus," ucap agnia menurunkan suaranya saat melihat ke arah kanan dan ke arah kiri ternyata benar omongan Devan kalau sekarang mereka jadi tontonan orang - orang yang ada di taman dan sekeliling taman, agnia langsung menundukan mukanya karena malu pada dilihatin orang - orang.

" Kebiasaan banget elo itu," ucap Devan yang sedikit mulai tau sikap agnia.