Chereads / Adek Kelas ku Pacar ku / Chapter 22 - bab 22

Chapter 22 - bab 22

Setelah memutuskan telpon dengan bundanya tadi, agnia langsung memasukan handphonen nya di dalam tas dia. Setelah selesai memasukan handphonen nya ke dalam tas, tiba tiba ada orang yang ngasih minuman pas di depan wajah agnia, saat agnia melihat ke arah atas ke wajah orang tersebut ternyata orang tersebut adalah.

Saat habis dari kamar mandi tadi Devan merasa haus dan kebetulan tidak jauh dari tempat Devan sekarang ada kedai yang jual minuman, setelah memastikan ada minuman yang dia mau Devan langsung menghampiri ibu ibu tadi untuk membeli minuman buat dia sama agnia juga.

" Permisi bu," ucap Devan saat sampai di tempat yang jualan minuman tadi.

" Iya mau beli apa mas?" Tanya ibu - ibu penjual tadi dari arah dalam kedai menghampiri Devan yang ada di depan kedai.

" Bu beli minuman yang itu dua," ucap Devan sambil menunjuk satu produk minuman yang mau dia beli yang berada di atas meja di kedai itu.

" Siap mas mau yang dingin apa enggak mas?" Tanya ibu - ibu yang punya kedai itu kepada Devan.

" Yang dingin satu yang satunya yang enggak dingin Bu," ucap Devan kepada ibu - ibu yang punya kedai itu. Kalian pasti penasaran kan gais kenapa Devan belinya yang satu dingin dan yang satu enggak, itu karena kalau Devan beli dingin semua takunya agnia enggak suka atau apa jadi biar enggak mubazir Deva beli minuman yang dingin satu buat dia dan yang enggak dingin buat agnia karena menurut Devan kalau enggak dingin sebagian orang pasti suka tapi kalau minuman dingin itu ada sebagian orang uang enggak suka atau menghindari itu.

" Ini mas minumannya," ucap ibu - ibu yang punya kedai tadi sambil memberikan dua minuman yang di tunjuk Devan tadi kepada Devan.

" Baik bu, berapa ini Bu," ucap Devan sambil menerima satu kantong plastik yang berisi dua minuman yang di tunjuk Devan tadi.

" Itu semuanya jadinya lima belas ribu mas," ucap ibu - ibu penjual tadi kepada devan.

" Baik bu ini Bu uangnya," ucap Devan sambil memberikan uang satu lembar berwarna hijau kepada ibu - ibu yang punya kedai tadi.

" Tunggu bentar ya mas ibu ambilin kembaliannya dulu," ucap ibu - ibu yang punya kedai tadi sambil menerima uang satu lembar berwarna hijau yang dikasih sama Devan tadi.

" Enggak usah Bu, kembaliannya buat ibu aja," ucap Devan memberitau ibu - ibu penjual tadi kalau kembaliannya disuruh buat ibunya aja.

" Wahh makasih banyak ya mas," ucap ibu - ibu penjua tadi ceria banget karena uang kembaliannya tadi punya Devan dikasih enggak disuruh ngembaliin diakasih ke ibu nya yang punya kedai tadi.

" Iya sama - sama bu, kalau gitu saya permisi dulu ya Bu," ucap Devan berpamitan kepada ibu - ibu yang punya kedai tadi, setelah berpamitan Devan langsung berjalan menuju ke Tempat duduk yang tadi buat duduk Devan dan agnia.

Setelah sampai Devan langsung memberikan minumannya di depan wajah Devan.

" Nih buat Lo," ucap Devan memberikan minuman tadi kepada agnia yang baru saja menutup resleting tasnya.

" Maksih, katanya tadi habis dari toilet kok dapat minuman?" Balas agnia heran keran kepada Devan karena tadi Devan pamitnya sama dia pergi ke toilet tapi kok sekarang tiba - tiba balik bawa minuman.

" Iya tadi habis dari toilet gue haus terus gue mampir ke kedai Deket situ buat beli minum," jelas Deva kalau dia tadi ke toilet tetsu setelh itu Devan beli minum dulu buat mereka berdua.

" Ohh," balas agnia setelh itu Agnia meminum minumannya yang diberikan sama Devan tadi.

Setelah itu tidak ada balsan dari devan mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing - masing, Devan sibuk dengan handphone nya dan agnai sibuk melihat ke arah anak - anak kecil yang sedang bermain sepeda di dalam taman.

" Ayo pulang sekarang keburu hujan," ucap Devan sambil memasukan handphone nay ke dalam saku celananya.

" Yaudaha ayo," balas agnia sambil melihat ke arah atas melihat langit dan ternyata memang kelihat mendung mau turun hujan.

Setelah mendapat balsan dari agnia Devan langsung berdiri dari duduknya di susul sama agnia untuk menuju ke parkiran tempat mereka tadi menaruh motor devan. Setelah sampai diparkiran Deket motor Devan tadi, Devan langsung mengmbil helm untuk agnai dan memberiakn kepada agnia

" Nih," ucap Devan sambil memberikan helem kepada agnia.

Tapi agnia malah enggak mengambil helem yang diberikan sama devan, saat Devan melihat ke arah agnia ternya padangan agnai terfokus pada bapak - bapak penjual es krim yang ada di sebrang jalan dan kelihatannya es krim nya enak karena banyak yang beli.

" Ag agnia," ucap Devan sambil sedikit mendorong agnia untuk mengembalikan agnai dari lamunannya.

" Ehhh, apa - apa an sih eli," kesal agnia kepada Devan karena tiba-tiba Devan mendorongnya dan membuyarkan lamunannya saat agnia membayangkan es krim yang ada di sebrang jalan itu.

" Kok malah marah - marah sama gue orang yang salah elo, suruh siapa dipanggil malah bengong aja," ucap Devan ikut kesal sama agnai karean agnai yang dari tadi dipanggil enggak nyaut malah sibuk ngelamun terus malah sekarang Devan yang dimarahin karena dirong agnia, padalah Devan juga dorong agnianya Alus enggak kenceng itu juga Devan dorong agnia karena agnia biar sadar dari lamunannya.

" Bodoamat lah males gue sama elo, gue mau beli es krim dulu," ucap agnia enggak mau disalahma sama Devan dan dia memutuskan untuk pergi menemui bapak - bapak penjual es krim yang ada di sebrang jalan.

" Kebiasaan cewek kalau salah enggak mau ngakuin," ucap Devan kesal karena agnai enggak mau disalahin padahal jelas - jelas dia yang salh tapi marah - marah ke Devan.

" Bodoamat males gue debat sama elo," balas agnia malas menangggapi Devan karean kalau diterusin enggak bakal ada habisnya, dan dia juag udah pengen cepet beli es krimnya takut keburu habis karean banayk banget yang beli dan antrannya panjang banget. Setelah itu agnai langsung berjalan menuju bapk - bapak penjual es krim yang ada di sebrang jalan.

" Ehh kok elo ninggalin gue sih, ag tungguin gue Napa sih gue mau ikut," teriak Devan kepada agnia yang udah jalan menuju bapak - bapak penjual es krim tadi, tetapi agnia tidak menanggapi teriakan Devan agnai tetapi melanjutkan jalannya tanpa melihat ke arah Devan, karean tidak ada tangagpa dari agnia setelah itu Devan langsung menaruh helem yang tfi uduah dia ambil di atas motornya setelah itu Devan langsung menyusul agnia yang udah mau samapi di pinggir jalan.