Waktu setelah agnia habis teriak tadi agnia langsung menundukan kepalanya karean malu banyak orang yang melihat ke arah mereka berdua, baik orang - orang yang ada di dalam taman atau orang - orang yang ada di sekeliling taman.
Setelah dilihat orang - orang yang ada di taman dan sekelilingnya sudah tidak melihat ke arah mereka berdua, setelah itu agnia langsung menegakan kepalanya lagi lalu menengok ke arah Devan yang sedang melihat ke depan melihat orang - orang yang sedang beraktifitas di sekeliling taman.
" Dev sebenarnya elo itu mau ngapain bawa gue kesini?" Tanya agnai lagi kepada Devan sambil menengok ke arah devan yang masih sama melihat orang - orang yang ada di sekeliling taman yang sedang beraktifitas.
" Lo masing inget kan Sama perjanjian yang tadi udah kita setujui berdua ?"Tanya Devan kepada agnia yang menatap dia dengan wajah serius, dan kelihatannya dari wajah agnia kalau agnia bingung dan mempunyai banyak pertanyaan untuk Devan yang mau dia tanyakan.
" Iya - iya gue masih inget sama perjanjian kita berdua tadi, lagian dari tadi gue tanya kenapa elo bawa gue kesini? tapi elo bukannya jawab pertanyaan gue tapi malah balik tanya sama gue terus, padahal tinggal jawab aja pertanyaan gue susah amat elo itu, elo itu dari tadi ngomongnya cuma muter - muter terus enggak selesai - selesai," ucap agnia yang geram dengan Devan karena dari tadi devan ditanya sama agnia ngapain ngajak agnia ke taman tapi Devan bukannya jawab pertanyaan agnia tapi Devan malah ikut balik tanya ke agnia terus.
" Makanyak elo itu tinggal jawab dulu aja apa yang gue tanya,enggak usah bnayak bicara dulu, entar juga elo tau kenapa gue bawa elo kesini," balas Devan kepada agnia seperti biasa enggak mau disalahin sama agnia tapi malah nyalahin agnia, Devan seakan - akan bilang yang salah itu Agnia.
" Kebiasaan banget elo itu dev kalau salah enggak mau disalahin tapi malah nyalahin orang lain enggak mau intro banget elo itu, udah sekarang elo tinggal jawab kenapa elo bawa gue kesini mau ngapain, cepetan keburu sore ini gue mau pulang udah capek juga gue," ucap agnia sambil melirik jam tangan ditangannya dan ternyata sudah mau jam enam sore dan agnia juga sudah pengen cepet pulang karena udah capek.
" Iya - iya bawel banget jadi elo gue ajak kesini karena gue mau ngasik tau perjanjian kita tadi, karean tadi gue menang lawan elo jadi otomatis elo harus nurutin semua kemauan gue dan gue minta elo jadi babu gue selama dua Minggu," ucap Devan santai kepada agnia sambil melihat ke arah agnia yang kelihatan masih bingung sama omongan Devan.
" Ehhhh enak aja kalau ngomong, orang tua gue sudah - sudah nyari duit buat besarin gue dan sekolah in gue masak sekarang dengan seenaknya elo nyuruh gue jadi babu elo selama dua Minggu lagi," ucap agnia menolak ucapan Devan karena dia enggak setuju setuju kalau disuruh jadi babunya Devan selama dua Minggu, orang tua agnai aja yang udah ngerawat agnia Sampai sebesar ini dan udah nyekolah in agnia sampai sekarang aja jarang nyuruh agnia mungkin bisa dihitung orang tua agnai nyuruh - nyuruh agnia.
" Elo enggak bisa nolak lah kan gue yang menang jadi gue yang nentuin mau apanya," ucap Devan enggak mau dibantah sama agnia.
" Ya tapi jangan kayak gitu juga lah, masak gue harus jadi babu Lo sih," ucap agnia merasa keberatan sama perjanjian mereka.
" Ya iya lah harus, enggak ada penolakan dan tawar - menawar ," ucap Devan tidak menerima penolakan dan tawar - menawar dari agnia.
" Bodoamatlah terserah elo,males gue sama elo," ucap agnia pasrah karena udah males debat sama Devan dan pasti kalau debat sama Devan agnia selalu kalah kalau enggak ya mengalah sama Devan karena devan enggak mungkin mau mengalah.
" Gitu dong dari tadi kan engggak nguras tenaga gue buat debat sama elo," ucap devan kepada agnia.
Setelah itu tidak ada suara dari mereka berdua karena Devan sibuk melihat satu keluarga yang terdiri dari kedua orang tuanya dan kedua anaknya cewek cowok, yang lagi bermain di tengah main dengan sangat harmonis dan agnia juga sedang fokus melihat ke arah anak - anak kecil yang sedang bermain di permainan yang ada di taman. Saat melihat anak - anak itu bermain agnia jadi pengen kembali menjadi kecil lagi yang taunya cuma main lalu main dan menangis karena jatuh atau karena berebut mainan sama temennya. Menurut agnia masa kecil adalah masa yang sangat berkesan dan menyenangkan.
Saat sedang asik - asiknya nostalgia waktu masa kecilnya tiba - tiba khayala agnia buyar karena mendengar ucapan devan.
" Gue ke toilet dulu," ucap Devan berpamitan mau ke toilet kepada agnia, tanpa menunggu balasan dari agnia Devan langsung berdiri dari duduknya dan melangkah berjalan menuju toilet yang ada di dekat taman.
" Yaudah sana ketoilet, ketoilet - ketoilet aja ngapain ngomong sama gue," ujar agnia kepada Devan tapi enggak tau Devan denger atau enggak karena udah berjalan pergi meninggalkan dia.
Setelah kepergian Devan agnia langsung mengmbil handphon nya yang ada di tas nya buat menghubungi bundanya karena dia lupa kalau belum memberi tau bundanya kalau dia pulangnya terlambat takunya nanti bundanya panik karena dia pulangnya terlambat. Setelah mengmbil handphone nya agnia langsung mencari aplikasi berwarna hijau nya untuk menelepon bundanya.
" Tut Tut Tut Tut " suara telepon agnai saat menelepon bundanya. Setelah beberapa saat panggilan diangkat sama bundanya.
" Assalamualaikum Bun," ucap agnai mengucapkan salam sama bundanya setelah panggilan teleponnya sudah diangkat sama bundanya.
" Waalaikumsalam dek, kamu dimana dek kok belum pulang?" Tanya bunda agnia kepada agnia karena agnia udah mau magrib tapi belum sampai rumah, bukannya apa - apa tapi bundanya Agnia khawatir sama agnia karena agnia perempuan.
" Aku tadi kan latihan basket buat turnamaen yang mau di ikuti satu bulan lagi Bun terus tadi habis latihan mampir di taman bun, ini aku lagi di taman bun tadi habis ada keperluan sama temen aku Bun mungkin enggak lagi lama lagi pualang," jelas agnia kepada bundanya kalau dia tadi habis latihan tersu pulangnya mampir dulu ke taman.
" Ohh yaudah hati - hati ya dek, inget pesen bunda jangan aneh - aneh ya jaga diri baik - baik," ucap bunda menasehati agnia.
" Siyap bunda, yaudah aku tutup dulu ya Bun," ucap agnai kepada bundanya.
" Iya hati - hati," ucap Bunda agnia sama agnia.
" Siyap bun," balas agnai kepada bundanya.
Setelah mengucapkan salam sama Bundanya agnia langsung mematikan teleponnya tadi.