"Mau apa kamu ke sini?" tanya Esya, dingin. Wanita itu terlihat sibuk mengurusi kantong kresek hitam yang sepertinya terisi pakaian-pakaian busuk.
Yagi hanya memperhatikannya.
Esya mendengus lemah, lalu dia membawa kresek itu ke kamar mandi. Dengan segenap kekuatan, dia menuangkan semua pakaian busuk ke dalam ember hitam besar. Itu adalah ember yang sudah jarang digunakan. Bukan ember yang biasa untuk dia mencuci pakaiannya.
"Masih marah, ya?" tanya Yagi yang sudah berada di belakang Esya yang sedang berjongkok, tangannya cekatan menyirami ember tersebut hingga batas air yang di tentukan. Busa-busa mulai muncul seraya para belatung yang semakin menggeliat. Membuat bulu kuduknya berdiri.
Yagi terperangah melihat apa yang di depan matanya. Dia seolah tak percaya, tangannya menyentuh salah satu belatung yang menggeliat.
"Ihh!!! Jadi itu beneran?! Saya kira …." Dia tak jadi melanjutkan ucapannya, karena tahu Esya masih no respon padanya.
Sesaat suasana hening.
