"Apa kamu nggak merasa bangga ataupun senang, Dabib?" tanya sang pengawas dengan mata elang, menatap tajam ke arahnya.
Sesaat Dabib hanya menghela napas. Lelaki itu tak terbiasa menjawab pertanyaan orang yang kurang dipercayanya.
"Jawablah, atau kamu nggak akan pernah bisa keluar dari sini," celetuknya seraya tersenyum sumringah. Sungguh, itu sangat seram. Sesaat Dabib merinding melihat kelakuannya.
Karena tak ingin berlama-lama, Dabib langsung mengangguk, walaupun dia sangat ingin menggeleng.
"Kenapa kamu bohong? Terus … kamu terus berbohong padaku. Apa itu perbuatan yang baik?" Kini sang pengawas menyudutkan pemuda itu lagi. Padahal Dabib tidak pernah mengganggunya.
"Apa … apa yang sebenarnya kamu inginkan, sih?" Namun Dabib sudah jauh lebih berani, karena dia sadar akan posisinya yang sendiri di sini. Tak ada satu orangpun yang berada di pihaknya.