"Lo nungguin siapa?" tanya sekretaris seraya membuka payung yang membawanya kemari.
"Nggak." Berbeda dari sang sekretarisnya, gadis itu tetap menatap arah depan tanpa melirik lawan bicaranya sedikit pun. Begitulah Esya semasa Sekolah Menengah Pertama.
"Dito, ya?" tanyanya seolah paham oleh kedekatan kedua sejoli itu. Walaupun mereka pulang saat orang-orang sudah tidak di sekolah, namun kenyataannya Wilona tetap tahu karena gadis itu sering mengecek cctv sekolah.
Dia adalah sekretaris sekaligus seksi keamanan di OSIS.
"Bukan," jawabnya, dingin. Tangannya mulai menyentuh air hujan yang perlahan-lahan masuk ke lahan sekolah.
"Sebaiknya jangan terlalu dekat dengannya, Sya. Saya cuma ngasih tahu aja, sih." Dia langsung pergi begitu saja tanpa memikirkan Esya yang termangu oleh kata-kata sang sekretaris.
Apa maksudnya barusan? Apa dia tau hubungan saya sama Dito? Atau apa?
Esya mengerutkan kening seraya melamun dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.