Budi mengangguk. "Iya betul," jawabnya.
"Dan lo pergi dari desa lo itu gara-gara berpikir kayak gitu ya? Karena you don't belong there, in your village?" tanya Ale dengan nada yakin.
"Oh, kalau soal itu bukan," sahut Budi sambil menggeleng. "Aku pergi dari desaku karena diusir," jawabnya dengan nada suara santai.
"What? Di ... diusir ...?" Ale terkejut.
Budi mengangguk singkat. Kemudian ia meraih gelas minumannya dan meneguknya. Diikuti oleh Ale yang mendadak juga ikut merasa haus. Tapi ia merasa sangat penasaran dengan kata-kata Budi barusan yang mengatakan bahwa ia diusir dari desanya.
Budi meletakkan kembali gelas minumannya di atas meja, lalu mulai bercerita.
"Gue ini sebenarnya terlahir dengan satu kaki, Le," ucap Budi. "Kaki gue buntung sebelah."
"Ha ...?" Ale tercengang dan reflek menunduk, mengamati kaki Budi di bawah meja yang terlihat normal saja.
"Sekarang sih udah nggak buntung," ucap Budi sambil terkekeh melihat kebingungan di wajah Ale.
