Chereads / Destined For Disaster / Chapter 6 - Is that you?

Chapter 6 - Is that you?

Pov 3 & 1

Suatu hari di kerajaan Glasstencial sang putri sudah sembuh dari kutukannya, 2 hari pertamanya diisi dengan berkeliling kerajaan kota, ia sangat senang sampai tak bisa tidur di malam pertamanya sembuh, mata nya yang dulu berwarna biru pucat kini berwarna biru cerah kembali dan wajah yang dulu jarang tersenyum, kini terlihat cantik dengan senyuman yang manis dan tawa yang riang gembira.

Tiga hari setelah merasa puas dengan menghilangnya kutukan kebutaan tersebut, sang putri bertanya pada ayahnya siapa pahlawan yang telah menghilangkan kutukan yang diderita nya bertahun-tahun. Lalu ayahnya menjawab, pahlawan yang berjasa menghilangkan kutukan mu adalah dua orang petualang muda bernama Athea dan Amadeus.

Sang putri "Lalu dimana mereka sekarang? aku ingin bertemu dengan mereka!'

Raja "Maaf sayang, mereka sudah pergi beberapa hari lalu"

Sang putri "Tidak.. tidak.. aku ingin bertemu dengan mereka!! ayah tolong carikan mereka untukku.."

Sang putri bersikeras ingin bertemu dengan Athea dan Amadeus sampai meminta ayahnya untuk mencari mereka.

Alhasil Raja memerintahkan beberapa prajurit pergi ke seluruh guild yang ada di kota untuk mencari informasi Athea dan Amadeus lalu meminta sang putri untuk menunggu sampai besok.

.

Oke kita pindah ke tempat Athea, singkat cerita Athea sudah sampai di kampung halamannya, tapi.. ia sampai disaat iblis sudah menginvasi tempat dimana ia tinggal, Athea berlari ke arah rumah neneknya secepat yang ia bisa dan..

Athea "Tidak.. b.. berapa lama aku pergi.."

Sudah tak terlihat tanda-tanda kehidupan lagi di desa itu, bahkan di setiap bangunan bisa ditemukan mayat-mayat korban invasi iblis.

Athea mencoba untuk kuat disela-sela air mata yang keluar dari kedua matanya, setelah itu ia pergi ke tengah-tengah desa untuk merapalkan sihir pemurnian roh tingkat tinggi dengan skala yang bisa di atur oleh penggunanya, dan tentu saja sihir tingkat tinggi cukup menguras mana bagi Athea, ada kemungkinan setelah menggunakan sihir itu Athea bisa pingsan karena kehabisan mana.

"To the god of spirit, please purify the innocent souls of this village, and forgive their sins"

Satu lingkaran sihir muncul di langit desa dan membesar mencakup seluruh area desa setelah Athea merapalkan sihirnya, dan semua mayat yang ada di bawah lingkaran sihir itu bersinar keemasan lalu memancarkan partikel berkilauan.

ratusan roh berbentuk api biru melayang keluar dari setiap mayat, dan terbang menuju lingkaran sihir yang dibuat oleh Athea, tapi ada yang aneh dengan satu roh, ia terbang ke arah Athea dengan cepat dan mengelilingi tubuhnya sebelum akhirnya terbang ke atas menuju lingkaran sihir.

Dan di saat itu, Athea merasa sangat sedih setelah ia sadar bahwa roh itu adalah neneknya sendiri.

Athea "Nenek.. Aku tidak akan melupakanmu"

Setelah semua roh bebas, Athea menghentikan sihirnya dan langsung terduduk lemas karena sebagian besar mana nya terpakai oleh satu sihir itu.

Athea "Aku sendirian sekarang.. iblis-iblis sialan!"

Perlahan-lahan rasa benci dan hasrat ingin balas dendam kepada iblis mulai muncul dalam diri Athea dan menganggap iblis memang harus dilenyapkan.

Perlu diketahui awalnya Athea bersikap netral pada perang yang terjadi di dunianya, tapi karena hal ini Athea mulai dendam dan ingin bergabung ke pasukan pembasmi iblis dari kerajaan.

ia berniat untuk kembali ke kerajaan Glasstencial dan mengikuti tes untuk bergabung ke pasukan pembasmi iblis.

.

.

.

Di malam hari, Itsuki berjalan menyusuri padang rumput dengan cuaca hujan ringan, ia terus berjalan untuk pergi ke tujuan yang selanjutnya sampai ia menemukan menara pengawas yang baru saja hancur, terlihat kepulan asap dan beberapa bagian merana serta bangunan di dekat menara hancur.

.

"Orphim bersiaplah"

Aku berjalan menuju menara dan tiba-tiba dua buah golem batu menyerangku dari arah belakang tanpa terdeteksi.

Dengan refleks aku langsung mengeluarkan perisai kayu dari inventory dan menahan serangan tinju satu golem batu, sempat terpental agak jauh, aku langsung mengeluarkan beliung yang sudah di modifikasi agar bertahan dalam pertempuran.

Kemudian satu golem lain berlari dengan kaki dan tangannya seperti harimau ke arahku hendak menyerang,

"Kemarilah.."

Ayleth "Tahan!"

Dua golem batu tersebut berhenti menyerang dan terdiam seperti patung setelah mendengar suara itu.

.

Tiba-tiba Ayleth muncul dari atas menara pengawas sambil memegang tongkat sihir kecil di tangan kanannya dan buku sihir skill elemental melayang di tangan kirinya.

Ayleth "Siapa kau, dan apa tujuanmu ke tempat ini?"

Hujan kian membesar..

"Elf..? Aku bukan lawan mu, aku hanya mencari tempat istirahat!"

Ayleth "Hmm? bagaimana aku bisa percaya?"

"Kau boleh membunuhku jika aku berbuat macam-macam"

Ayleth "Menarik.. Masuklah, hujannya semakin deras.. kalian, pergi ke tempat masing-masing!"

Ayleth masih mencurigai Itsuki tapi untuk beberapa alasan ia menerimanya untuk beristirahat disini, ini sudah malam dan hujan sangat deras dan kebetulan juga Ayleth sedang beristirahat di sana setelah membasmi iblis-iblis yang menetap.

Setelah masuk ke bagian bawah menara pengawas yang masih utuh, Itsuki pun melepas jubahnya dan membuat api unggun.

"Jadi.. apa yang membuatmu berada disini, kawasan para elf sangat jauh dari tempat ini"

Ayleth "Ceritanya panjang.. satu hal, aku bukan bagian dari elf sekarang"

"Maksudnya?"

Ayleth "Aku disingkirkan oleh mereka, itu saja yang bisa ku beritahu padamu"

"Begitu ya.."

... ... ...

"Eh.."

.

Ayleth kelaparan, ia menempatkan kedua tangannya ke perut dan terdengar suara..

.

Ayleth "Aku.."

"Tunggu sebentar ya"

Aku mengeluarkan beberapa bahan makanan dari inventory dan berniat untuk memasak sup daging.

Ayleth "A.. kau.."

"Untuk sementara makanlah roti ini"

Tanpa rasa curiga sedikitpun, Ayleth langsung memakan roti yang ku berikan.

Satu panci penuh bahan untuk membuat sup siap direbus, aku langsung membuat air panas menggunakan sihir jadi tak perlu waktu lama untuk menunggu sup nya matang. sambil menunggu, kami saling berkenalan dan bertukar pikiran tentang perang yang berlangsung.

"Dengan kata lain, dengan menggulingkan pemerintahan raja elf kau bisa mengubah nasib para elf dan membuat perdamaian dengan manusia"

Ayleth "Yaa.. tapi itu semua tak akan mudah, karena di masa lalu bangsa elf selalu ditindas oleh manusia, sebagian besar dari kami dijadikan budak pemuas nafsu birahi dan budak pekerja"

Ayleth "Jika aku berhasil menggulingkan pemerintahannya dan membuat perjanjian damai dengan manusia, mungkin aku akan di cap sebagai pemimpin yang sangat buruk, tapi.. hanya itu satu satunya cara untuk mewujudkan perdamaian"

"Begitukah.. kurasa memang benar, jika perang terus dibiarkan seperti ini, bangsa iblis bisa saja menguasai dunia dengan cepat"

"Tapi, ku dengar pemerintahan elf sekarang berpusat ke satu kerajaan, bagaimana caramu menggulingkan pemerintahan yang besar seperti itu?"

Ayleth "Akan ku lakukan dengan cara apapun.. untuk sekarang aku masih bersiap-siap dan mengumpulkan monster-monster kuat yang bisa ku jadikan kristal pemanggil"

"Itu artinya.. kau.."

Ayleth "Tepat seperti yang kau pikirkan.. persiapan ku hampir siap, hanya tersisa satu monster lagi, seekor naga"

"Naga.."

Sup nya sudah matang, aku mengeluarkan mangkuk dan sendok kayu dari inventory dan menyajikan dua porsi sup daging untukku dan Ayleth.

Ayleth "Kau tahu.. banyak elf yang senang atas persatuan kerajaan yang terjadi, tapi tidak untuk elf yang berada di garis depan, mereka di paksa untuk melawan serangan iblis dan menjaga perbatasan, tak heran jika pemerintahan elf sekarang mewajibkan militer ke para pemuda"

"Karena itulah kau berniat untuk membuat perdamaian diantara elf dan manusia?"

Ayleth "Yaa.. meskipun cara ku salah, ini lebih baik daripada mereka tidak mendengarkan pendapatku sama sekali"

"Tapi bagaimana jika pihak manusia menolak, itu resiko yang harus kau pertimbangkan"

Jujur awalnya aku tidak peduli dengan perang ini, tapi setelah mendengarkan cerita dari Ayleth, aku sedikit terdorong untuk mewujudkan perdamaian juga.

Ayleth "Aku sudah mempertimbangkannya, itulah kenapa aku berburu naga"

Orphim "Itsuki.. aku tahu! bagaimana jika kita mencabut peraturan perbudakan untuk semua ras!"

Orphim berbicara lewat pikiranku.

"Apa itu mungkin? tiga kerajaan punya peraturan perbudakan nya sendiri"

Orphim "Itu sangat mungkin! buatlah hal yang berkesan di setiap kerajaan, mereka pasti akan menghargai mu dan memberimu sesuatu"

"Jangan senang dulu, ada kemungkinan peraturan itu mutlak"

Orphim "Apa salahnya ambil resiko, cepat sampaikan ide ku ke Ayleth!"

Di sela-sela obrolan kami, aku sempat menyampaikan ide dari Orphim, Ayleth sempat tidak percaya dan menolaknya, tapi setelah tau kalau aku adalah calon pahlawan yang dikirim dewa ia langsung setuju dan menyerahkan semuanya padaku.

"Oke perubahan rencana, kita tunda quest guild nya, bersiaplah Orphim"

Kami sepakat, setelah mengobrol dan makan kami memutuskan untuk tidur.

-

Athea tidak tidur, ia berjalan kembali ke kerajaan Glasstencial sepanjang malam dan itu baru setengah jalan karena terhambat monster.

.

Sedangkan di tempat Itsuki, ia juga sudah berangkat kembali ke kerajaan Glasstencial untuk meyakinkan raja dan mencabut peraturan perbudakan.

.

Di pagi hari, Lily dan Elisa pergi ke guild lebih awal meninggalkan dua teman mereka, itu karena jika mereka datang lebih siang quest tingkat menengah akan ludes di ambil oleh party lain.

.

Electro Demon saat ini bebas dari kejaran Neflem, saat ia bertemu dengan elf, iblis atau manusia yang mengancam dirinya, ia tak segan untuk membunuh siapa atau apapun ras mereka.

-

Di pagi hari menjelang siang, aku hampir sampai di kerajaan Glasstencial, terlihat di sepanjang jalan banyak petualang guild sedang berburu monster untuk menyelesaikan quest mereka dan menaikkan level.

"Ini dia.. kita kembali"

Aku langsung menuju guild untuk menukar hasil quest dengan koin, total koin yang ku dapat 84 koin emas.

setelah selesai dari guild aku langsung menuju ke istana kerajaan, di perjalanan aku sempat berpikir bagaimana keadaan Athea saat ini, apa ia sekarang bahagia bersama neneknya?.

Saat sampai di depan gerbang, aku disambut hangat oleh raja yang kebetulan ingin pergi ke kota bersama istrinya untuk menikmati hari libur mereka.

kami sedikit berbasa-basi di sana sampai aku mengajukan diri untuk melayani dan melaksanakan perintah raja selama satu bulan, merasa curiga raja pun bertanya..

Raja "Sepertinya kau ada maksud dan tujuan atas pengajuan mu, apa benar?

"Yah.. itu benar, aku sangat membutuhkan bantuanmu yang mulia.."

Raja "Apapun itu akan ku kabulkan nanti, datanglah ke singgasana ku sore ini aku akan ada di sana setelah ini, kau punya akses bebas memasuki istana"

Langkah selanjutnya aku hanya perlu melaksanakan perintah raja selama satu bulan

untuk mendapatkan kepercayaan dan membuat permintaan.

.

Di siang hari menjelang sore, Athea sampai di kerajaan Glasstencial, setelah sampai ia langsung pergi ke akademi dan mendaftar menjadi murid baru di sana, tujuannya simpel setelah ia masuk ke akademi selama beberapa hari, ia bisa mengajukan diri untuk menjadi bagian dari pasukan pembasmi iblis, sebuah pasukan khusus yang dilatih berbeda dengan murid lain di akademi, dan sampai sekarang anggota nya hanya terdiri dari 5 orang dengan kemampuan mereka masing-masing.

Hari sudah sore, setelah berkeliling kota Itsuki langsung pergi ke istana kerajaan untuk menemui sang raja.

Sedangkan Athea, ia sudah diterima di akademi dengan membayar biaya pendaftaran lalu dilanjutkan dengan tes kemampuan fisik dan magis setelah dianggap cukup layak, Athea langsung diberikan seragam oleh pihak akademi. dan setelah semuanya selesai, Athea diminta untuk masuk ke akademi besok pagi dan memulai hari pertamanya sebagai murid akademi.

.

"Jadi yang mulia, apa tugas pertama saya?

Raja "Pertama aku ingin melihat kemampuan bertarung dan cara menggunakan sihir mu"

Aku, raja dan beberapa pengawal pun pergi ke area latihan kerajaan untuk tes.

Raja "Baiklah.. targetmu adalah batu besar itu, gunakan senjata apa saja yang kau miliki dan hancurkan batu itu sebelum 3menit"

Ini sangat mudah, aku mengeluarkan pedang besi dari inventory ku dan langsung ku enchant dengan sihir angin.

"Baik, Verpal Strike!"

Aku langsung melesat ke arah batu itu dan menusukkan pedang ku, setelah banyak bagian batu yang retak, aku langsung menebas ke arah kanan secara mendatar agar batu itu terpotong.

Raja "Impresif, sekarang tes pengendalian sihir"

Di tes ini, aku hanya menggunakan 4 sihir yaitu angin, air, api dan es walau jarang ku gunakan karena elemen itu termasuk elemen langka dan berada di tingkat tertinggi sejajar dengan sihir api merah darah dan sihir Poltergeist (membuat penggunanya bisa menggerakkan barang/sesuatu hanya dengan pikirannya)

Setelah ujian selesai, aku direkomendasikan untuk menyamar jadi murid di akademi nasional kerajaan, yang melatih murid-murid nya belajar sihir, ilmu berpedang bahkan seni bela diri.

Kenapa? karena tugas utamaku di sana selama satu bulan adalah melindungi Viola saat belajar di akademi jika terjadi sesuatu, dan di akhir pekan sesekali aku harus mengajarkan sihir dan cara bertarung pada Viola.

-

Esok harinya, Athea keluar dari penginapan dengan pakaian rapih dan ia sedang menuju ke akademi untuk hari pertamanya.

Saat di perjalanan, Athea melewati tempat yang waktu itu jadi tempat perpisahannya dengan Itsuki, ia mengingat kembali saat Itsuki mendapatkan ciuman pertama darinya, setelah itu wajahnya agak me-merah karena mengingat kembali momen tersebut.

Athea menepuk pipi nya dan berkata pada dirinya sendiri.

Athea "Fokus.. aku harus pergi ke akademi"

-

Guru 1 "Baiklah, dua murid baru masuk ke akademi, benar-benar hal yang jarang terjadi"

"Apa? dua orang?"

Orphim "Hoo.. aura sihir ini.."

"Apa? ada apa?

Orphim "Enggak, bukan apa-apa"

Guru 1 "Itsuki, kau sudah boleh masuk ke kelas, kami tahu tugasmu disini jadi jangan terlalu mempedulikan pelajaran ya"

Guru 2 "Kami akan sangat terbantu, kau mungkin bisa mengajarkan tuan putri lebih efektif di luar sekolah"

Aku di tempatkan di kelas yang sama dengan Viola, disini aku memalsukan semua indentitas ku kecuali nama.

'Baik, terimakasih semuanya, saya permisi dulu"

Hari pertama, aku disambut dengan suasana kelas yang agak tidak meng-enakkan, beberapa murid asik mengobrol dengan murid lain, dan tak sedikit juga murid yang melihatku datang ke kelas ini, tatapan.. tatapan..

saat tiba di kelas mata ku langsung tertuju ke arah putri Viola yang sedang membaca buku, terlihat jelas bahwa ia sedang diganggu oleh murid lain.

Untuk sekarang aku hanya membiarkan dan memperhatikan nya saja, sambil duduk di bangku belakang di dekat jendela. aku hanya akan bergerak jika mereka yang menggangu sudah melewati batas.

-

Athea sampai di akademi, ia langsung ke ruangan guru dan menunggu dirinya di antar ke kelas yang ditentukan.

-

Beberapa menit kemudian, guru datang ke kelas dan semua murid kembali ke tempat duduk mereka masing-masing, terlihat beberapa tempat duduk masih kosong yang menandakan bahwa di kelas ini muridnya masih sedikit.

Guru "Baiklah semuanya, duduk dan tenang, pelajaran hari ini adalah Fisika sihir"

Seketika hampir semua murid bertingkah enggan belajar saat mendengar mata pelajaran yang akan diberikan guru, tapi tidak untuk Viola, ia sangat bersemangat untuk belajar mata pelajaran yang satu ini.

Fisika sihir, hampir sama dengan fisika di dunia asal ku, tapi bedanya disini adalah, mata pelajaran ini lebih ke perhitungan tentang penggunaan sihir, mengukur dan menghitung tinggi rendahnya suatu hal. contoh nya seperti..

Berapa banyak mana yang harus kau keluarkan untuk menciptakan sihir api dengan berat yang ditentukan, itu bisa berpengaruh ketika si pengguna mencoba menghempaskan sihir api nya ke arah yang ditentukan, apakah akan meleset dari target atau tidak.

Guru "Sudah-sudah semuanya diam, ngomong-ngomong kita kedatangan murid baru hari ini, perkenalkan dirimu"

Nama asli dan identitas palsu sukses.

Guru "Baik bagus, apa ada pertanyaan untuk Itsuki dari kalian?"

Beberapa murid ada yang mengajukan pertanyaan padaku, dan semuanya ku jawab satu persatu.

murid 1 (laki) "Itsuki, senjata apa yang biasanya kau gunakan dalam pertempuran? dan jenis senjata favorit mu apa?"

"Emm biasanya aku menggunakan satu pedang dalam pertempuran, terkadang dua pedang atau satu pedang dan satu alat, untuk jenis senjata favorit aku lebih menyukai pedang"

murid 2 (cewe) "Itsuki, sihir elemental apa saja yang kau kuasai? tolong tunjukkan saat menyebutkan sihir nya"

sialan..

"Sihir yah, aku bisa menguasai empat elemen dasar. api, angin, air dan listrik"

semua sihir elemental ku keluarkan berbarengan dengan penyebutan sihir.

murid 2 "Apa ada sihir elemental yang unik dalam dirimu?"

"Oh ada.."

Aku mengambil bunga yang ada di inventory ku dan melapisinya dengan es padat dan transparan, bunga itu adalah tanaman herbal yang sebelumnya ku ambil untuk keperluan membuat potion of healing.

semua murid di kelas ku terkejut, karena di sekolah ini belum pernah ada pengendali elemen es sebelumnya.

Lanjut ke jam makan siang, saat ku melihat putri Viola keluar, aku langsung beranjak dari tempat duduk ku dan mengabaikan sekumpulan murid yang punya banyak pertanyaan untukku.

"Maaf semua, aku harus pergi sekarang"

Saat di koridor, aku kehilangan jejak Viola karena sempat terhambat tadi, aku putuskan untuk berlari menyusuri koridor sambil berharap menemukannya.

-

Di arah lain dari koridor, Athea berjalan menuju tempat makan yang sering disebut sebagai kantin, ia berpapasan dengan Itsuki yang berlari menyusuri koridor sedang mencari putri Viola.

Brak!

.

.

... Bersambung