Lalu, dia melirik sebuah buku berbahasa Inggris.
Sheng Yue mengerutkan sudut mulutnya, mungkinkah dia bisa mengerti?
Dia sebenarnya sudah mendengar bahwa Sheng Yang bukan hanya anak desa, tapi juga pertumbuhannya terlambat karena dia dibesarkan oleh nenek bisu. Bahkan dia tidak berbicara sampai usia 4 tahun. Dia juga hampir gagal masuk ke sekolah tinggi yang bagus.
Buku ini pasti sudah disiapkan oleh bibinya. Sayang sekali, dia tidak bisa membaca apa yang dipikirkan bibinya.
Meskipun ada perasaan ragu di hatinya, Sheng Yue tersenyum lalu mengatakan, "Tanyakan padaku kalau ada yang tidak kamu mengerti, mau seberapa banyak pun tidak masalah."
Sheng Yuxi menambahkan, "Ya, nilai Yueyue bagus, dan bahasa Inggrisnya sangat baik. Tidak seperti dia, aku bahkan tidak lulus ujian bahasa Inggris."
Sheng Yue melihat Sheng Yang masih diam saja, sepertinya dia tidak peduli. Namun dia terus berusaha. Dia sedikit membungkukkan tubuhnya untuk memperhatikan di kata mana Sheng Yang berhenti lama kemudian dia akan membantu menjelaskannya. Dengan begitu mungkin Sheng Yang akan berpikir dia sangat perhatian.
Tapi ... yang terjadi dia hanya bisa melihat Sheng Yang membolak-balik bukunya dengan cepat. Pandangannya selalu tertinggal.
Dia belum sempat membaca kata-katanya dengan teliti, apalagi menafsirkan maknanya dalam pikiran. Dia hanya melihat sekilas tapi Sheng Yang sudah membalik halaman selanjutnya.
Pikirannya terus terganggu dan Sheng Yue pun merasa malu, "Kamu tidak usah membaca buku seperti ini, buang-buang waktu saja."
"Apa yang jadi masalah?" Sheng Yang memalingkan wajahnya yang cerah dan bersih itu. Wajah yang indah dengan ekspresi datar, tetapi bola matanya memberikan sorot cahaya yang sedikit mengerikan.
Sheng Yuxi tertegun, pupil matanya mengecil.
Adik perempuan ini berbeda dari yang dia bayangkan, dia gila tapi memiliki daya tarik, mengingatkannya pada kakak laki-laki yang paling dia kagumi.
Dia sangat suka latihan dengan kakak laki-lakinya itu di hari kerja! Rasanya seperti tidak ada jarak di antara mereka!
"Tidak apa-apa kok, Adik. Ini bukumu, lihat saja apa yang kamu mau liat." Sheng Yuxi bicara dengan cepat
Rasa malu berubah menjadi rasa ingin tidak terlihat, tapi panggilan "adik" itu tulus dari lubuk hatinya.
Sheng Yue menatap Sheng Yuxi dengan kesal, padahal baru berapa lama sejak mereka bertemu tapi ia sudah memihaknya?
Apakah sebanding dengan hubungan sepupu yang telah mereka jalani selama bertahun-tahun?
Sekilas, dia melihat piano berwarna gelap di ruangan itu memancarkan kemegahannya yang mempesona. Sheng Yue mengamatinya sejenak lalu berjalan ke piano itu, "Sangat indah, apakah kakak laki-laki yang membelinya? Keluargaku juga memiliki Yama yang sama persis seperti ini, seri Radius, pemberian dari kakak tertuaku. Setiap kali dia pergi ke luar negeri, dia selalu membawakanku hadiah. Padahal ongkos kirimnya sama dengan harga piano baru. Aku sudah berkali-kali mengatakan padanya untuk tidak melakukannya, tetapi dia tidak mau dengar."
Dia diam sejenak, "Ngomong-ngomong, Yang Yang, kamu tidak tahu kan apa itu Yama? Kakak sangat baik padamu. Yama adalah merek piano nomor satu. Piano yang ada di rumahku harganya hampir satu juta."
Saat mengatakan itu dia melirik ke arah Sheng Yang, namun dia masih diam seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Tapi dia sadar, mata Sheng Yang seperti membara saat melihat piano itu, "Yang ini berbeda dari milikmu. Pianomu itu tidak terlalu bagus."
Di antara merk Yama, seri terbaik adalah seri YC dan yang terendah adalah seri YS. Sedangkan Radius hanya memancing orang-orang bodoh yang punya banyak uang. Meskipun piano itu merupakan seri YC, ia menggunakan konfigurasi seri YS. Jadi Sheng Yue salah sangka kalau pianonya sama dengan yang ini, padahal yang membuat semakin mahal adalah konfigurasinya.
Piano di ruang ini jelas dari seri YC. Orang yang membeli piano ini memiliki selera yang bagus.
Wajah Sheng Yue membeku. Dia dahulu memohon kakak laki-lakinya untuk membawakannya piano, dia menemukan yang paling mahal dan langka yang tidak bisa dibeli di China, dan Sheng Yang mengatakan itu tidak bagus?
Dan apa yang dia maksud beda? Piano yang di depannya jelas identik dengan miliknya.
Dia merengut karena dianggap tidak tahu apa-apa.
Sheng Yue dengan sedikit marah mengangkat tutup piano dan duduk dengan tegak. Terlihat lehernya yang seputih salju dan ramping, bagaikan angsa putih. Jari-jarinya sudah siap di tuts piano.