Chereads / Sang Bos Besar Menguasai Dunia / Chapter 2 - Isi Otak yang Berlebihan 

Chapter 2 - Isi Otak yang Berlebihan 

Pintu mobil terbuka, dan beberapa wanita paruh baya keluar dari sana, semuanya mengenakan seragam yang rapi, seperti pelayan.

Orang-orang di ruangan baru saja keluar. Kang Weizhen tersenyum dan berkata, "Dua hari terakhir ini aku disibukkan karena hal ini. Nenek Liu, ini adalah pengasuh yang saya siapkan untuk mengurus nenek, mengurus pakaian, makanan, rumah dan transportasi nenek. Aku juga membeli rumah besar berlantai lima. Nenek telah membesarkan Yang Yang sejak kecil, kami akan merawat nenek sampai tua nanti, dan kami tidak akan pernah bisa membayar kebaikan besar yang telah nenek lakukan, tidak peduli berapa banyak yang kami berikan. Untuk kedepannya, nenek pasti akan merasa lebih nyaman dan akan berbahagia.

Mata dari segerombolan orang-orang yang melihat mereka memerah, hati mereka tersentuh.

Sayangnya, mengapa mereka bukan orang baik sejak awal?

***

Dengan cara itu, Sheng Yang kembali ke rumah barunya di Yang Cheng.

Setahun yang lalu pemilik rumah ini mengalami kecelakaan mobil, dan menderita luka di kepalanya, secara ajaib dia memakai tubuh ini dan tiba-tiba mendapat suatu kemampuan khusus. Tapi beberapa waktu yang lalu, orang tua dari pemilik aslinya tiba-tiba datang. Sheng Yang tidak ingin pergi, namun nenek Liu tidak ingin dia tinggal di tempat kecil dan menunda masa depannya. Dia harus pergi, Nenek Liu memang tidak dalam kondisi kesehatan yang baik, tapi dia tidak ingin membuatnya khawatir. Selain itu, keluarga Sheng mengatur perawatan untuk nenek Liu dengan baik, jadi dia tidak perlu merasa cemas.

Tidak terasa, sudah tiga hari sejak dia datang ke rumah ini.

Pintu diketuk dengan pelan, "Masuk."

Kang Weizhen, ibu kandung Sheng Yang yang telah berpisah selama tujuh belas tahun, membawa sesuatu. Dia berjalan dengan perlahan-lahan menuju tempat tidurnya kemudian duduk.

"Yang Yang." Dia berkata dengan lembut dan tersenyum, "Ayahmu pergi dalam perjalanan bisnis. Sudah lama dia membelikanmu sarang burung, sirip ikan hiu dan perut ikan. Selain itu, aku juga memasak sesuatu, mana yang kamu inginkan?"

Sheng Yang melihat meja kecil yang ada di depannya, dan sudut mulutnya sedikit ditarik. Meja kecil yang ada di sini sama seperti tempat tidur yang disediakan untuk pasien setengah lumpuh.

Melihat ekspresi Sheng Yang tidak jelas, Kang Weizhen tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, "Atau, kamu ingin memakan semuanya?"

Dia merenung sejenak, "Meskipun itu bukan sesuatu yang tidak mungkin, Yang Yang. kamu tunggu sebentar, aku akan pergi bertanya ke dokter keluarga kita."

"Tidak perlu." Sheng Yang seperti melihat bintang-bintang tak terhitung di depan matanya, dengan santai Sheng Yang mengambil sarang burungnya dan berkata, "Ini saja."

Kang Weizhen menatapnya dan mengingatnya dalam hati.

Ouwhh, ternyata Yang Yang suka makan sarang burung….

Kang Weizhen sedang mencoba memupuk hubungan antara ibu-anak dengan Sheng Yang. meskipun itu masih terasa sepihak karena sebagian besar waktu hanya dia yang mengajukan pertanyaan, dan gadis kecil itu menjawabnya dengan pelan. Tetapi itu tidak menyurutkan antusiasmenya sama sekali. Dia selalu merasa seolah-olah hubungan ibu-anak telah berangsur-angsur menghangat sesaat setelah Kang Weizhen bertanya dan Sheng Yang menjawabnya.

Pada saat itu, ponsel Kang Weizhen berdering. Dia mengerutkan kening dan melirik ke arah suara yang mengganggu itu.

Kemudian ia berpaling untuk mengambilnya ponselnya dan bicara dengan nada marah, "Ada apa?"

Seketika jari-jari putih Sheng Yang yang memegang sendok menjadi tegang.

Menyadari bahwa ternyata dia sedikit peka, Kang Weizhen dengan cepat menoleh dan tersenyum meminta maaf pada Sheng Yang, "Yang Yang, makanlah, aku akan menjawab telepon."

Sheng Yang mengangguk, dan Kang Weizhen berlari ke rak buku, raut wajahnya berubah lagi.

Setelah beberapa saat, Kang Weizhen kembali setelah menjawab telepon, lalu mengacak-acak rambutnya dengan tidak nyaman, "Yang Yang, saudara ketigamu sudah kembali, dia ada di bawah, apakah kamu ingin bertemu?"

Tidak lebih dari dua detik setelah perkataan sebelumnya, dia berkata sambil tersenyum, "Tapi tidak apa kalau kamu tidak mau bertemu."

Sheng Yang berpikir bahwa cepat atau lambat dia pasti akan bertemu juga, jadi dia mengangguk, "Oke."

Kang Weizhen sangat gembira karena Yang Yang tidak menolak untuk melihat keluarganya, yang terpenting dia harus terus berusaha untuk membaur ke dalam keluarga.

***

Kamar Sheng Yang sangat besar, lebih dari 100 meter persegi, dan ada banyak ruangan unik di dalamnya. Ini adalah bangunan rangkap, terdapat ruang tamu, ruang ganti, ruang permainan, dll. Semuanya sudah tersedia dan disiapkan oleh Kang Weizhen untuknya.

Dengan begitulah akhirnya dia melihat saudara laki-laki ketiganya, Sheng Yuxi, di kamarnya. Dia menatapnya dengan tenang. Seharusnya umur mereka sama, tetapi di depannya, dia merasa malu dan sesak.

Bahkan ketika Sheng Yuxi memberanikan diri menatap saudarinya ini, nafasnya terhenti.

Di telepon barusan, ibunya tidak membiarkan dia melihat saudara perempuannya, dan dia berkata dengan keras, "Kamu jelek, jangan menakuti Yang Yang." Dia menyentuh wajahnya dengan perasaan sedih. Padahal sebelum lulus, dia adalah idola di sekolahnya, bagaimana dia bisa sampai membuat malu?

Tetapi ketika aku melihat saudara perempuanku hari ini ... apakah memang dia yang menurunkan nilai penampilan keluarga ini?

Sheng Yuxi selalu mendengar bahwa Ibu berada di masa jayanya ketika dia masih muda. Dia sangat cantik walau hanya dilihat dari foto-fotonya, tetapi gadis kecil di depannya sedikit lebih menawan daripada masa muda Ibunya dulu. Karakter yang lembut, sudut mata yang sedikit terangkat, ditambah dengan sedikit pesona yang tidak disadari, terlihat benar-benar menawan.

"Kamu ... halo." Wajah pucat Sheng Yuxi tampak dihiasi dengan rona merah di pipinya.

Dibandingkan dengan ketidaknyamanannya, reaksi Sheng Yang sangat berbeda, sudut bibirnya sedikit melengkung, "Halo."

"Kamu ini, panggil dia adik!" Kang Weizhen kembali marah kepada Sheng Yuxi, dan dalam sekejap mata, dia berbalik untuk melihat mata lembut Sheng Yang, kemudian mengubah suaranya menjadi lebih lembut, "Lihat adikmu, dia lebih sopan darimu."

Pada saat itu juga sebuah suara terdengar dari pintu, "Kakak ketiga, aku boleh masuk?"