Rashad malam itu segera kembali tidur. Dia merasa sedikit letih dengan semua hal yang telah terjadi. Bukan apa-apa, hanya saja Dia merasa lelah melihat gadis yang terus memanggil namanya, dia juga merasa lelah karena terus mengurusi adiknya Linelle yang selalu terkena masalah itu.
Apalagi jika bukan para murid lainnya yang membuat Linelle dibandingkan, mendapatkan cibiran tidak mengenakan, bahkan tidak satu pun yang mau berteman dengannya. Linelle hanya pasrah setiap kali dia mendapatkan perlakuan demikian, dia menghela napasnya dengan perlahan, berusaha lebih tenang. Sedangkan Livy dan Rashad lebih sibuk menjaga dirinya.
"Aku merasa tidak tega melihat Linelle. Bagaimana bisa dia sesaat itu?" gumam Rashad smabil menutup kedua matanya dengan tangannya.
Namun, tiba-tiba dia merasakan hembusan angin masuk ke kamarnya, membuat tirai jendelanya bergoyang-goyang karenanya.
"Anakku."