Randi membawa Livy dan kedua temannya itu ke arah singgasana, dia sendiri bagai seorang prajurit yang melindungi tuannya, dia tidak membiarkan siapa pun menyentuh para putri itu. Hingga mereka tiba di singgasana yang keadaannya tak kalah kacau.
Suasana kerajaan memang terlihat sangat kacau, mayat di berbagai tempat dengan mengenaskan, begitu pula darah yang menggenang di lantai, atau bercak tersebut mengenai dinding kerajaan. Benar-benar saat ini kerajaan tampak persis seperti tempat pembunuhan.
"Kak Rashad!" panggil Livy yang panik melihat Rashad tersungkur.
Ya, setelah lama bertahan tanpa dapat terjatuh. Rashad membentur dinding, kemudian memuntahkan darah segar dari sana. Sedangkan Ard berdiri tidak jauh dari Rashad dengan napas terengah-engah.