Chereads / Cinta dan kasta. / Chapter 7 - MERASA CANGGUNG.

Chapter 7 - MERASA CANGGUNG.

Setelah bujukrayu dari ayahnya bunga pun Luluh tenang buka pintu kamar nya. Untuk dan istrinya merasa lega melihat putri semata baik-baik saja.

Namun bunga menghempaskan tangannya saat namanya hendak menyentuhnya. Hal itu membuat Bu antok merasa kesal. Namun Antok yang melihat hal itu segera menarik bunga untuk duduk di meja makan. Dan memberikan isyarat kepada istrinya untuk meninggalkan mereka berdua saja. Walaupun kesel bu antok tetap pergi dengan kasar.

"Bunga, kamu makan ya," ucap Antok yang memanjakan putrinya.

Bunga menjawabnya dengan anggukan kepala, ia mulai memegang sendok dan mulai memainkan nasi goreng yang ada di hadapannya. Sebenarnya Bunga merasa sangat lapar. Namun ia gengsi jika harus makan banyak di hadapan Papanya, dan mamanya yang mengintip dan menguping dari balik tembok.

***

Setelah kejadian beberapa hari lalu, kecanggungan antara Angga, Arman dan Amel semakin terlihat. Hal itu dirasakan oleh mereka sendiri dan dilihat oleh Danang. Hingga Danang pun saat berada di stand Arman mencoba mencairkan suasana.

"Mel, buatin es dong," ucap Danang seraya dengan mengibas-ngibaskan telapak tangannya seakan ia menandakan bahwa ia sedang kepanasan.

"Oh, iya mas, mau rasa apa mas?" tanya Amel.

"Terserah kamu aja yang penting enak, " jawab tenang dengan cepat.

Angga dan Arman saling beradu tabrakan saat mendengar dandang memesan kepada Amel.

"Apa? Kalian mau juga?" tanya Danang saat melihat mereka saling menatap dan silih berganti menatap dirinya.

"Nggak, "jawab mereka bersamaan dan menggelengkan kepala mereka.

Amel segera membuat es pesanan danang, dan tidak butuh waktu yang lama s pesanan Danang pun jadi. Ia pun menarik nafas panjang saat hendak mengantarkan pesanan Danang.

"Em, mas Danang," panggil Amel yang berdiri di depan stand Arman. Walaupun Amel memanggil Danang tapi tatapannya tertuju kepada Arman.

Hal itu pun terlihat oleh danang dan Angga. angga merasa kesal sehingga ia memilih untuk meninggalkan setan Arman dengan alasan ia ingin ke toilet. Hal itu dimanfaatkan oleh Danang.

"Man," panggil dandang seraya menggeser tempat duduknya setelah menerima es dari Amel. Iya kan menoleh ke arah Amel untuk memastikan Amel telah kembali ke standnya sendiri.

"Kenapa?" tanya Arman dengan nada curiga.

"Gue mau tanya sama lo, lo beneran suka sama Amel atau tidak? "

"Nggak," jawab Arman dengan ketus.

"Syukurlah kalau begitu. " Danang mengelus dp-nya dan segera menyeruput yang dipegangnya.

"Emang kenapa?" tanya Arman dengan penasaran.

"Aku merasa kalau Angga sedang cemburu dengan Lo dan Amel."

"Ha? Angga suka sama Amel?" Arman merasa kaget. Hingga tanpa ia sadari diaper bicara dengan suara yang keras.

"Ssst. Jangan keras-keras," sahut Danang dengan menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya seakan ia menandakan bahwa karena telah berbicara dengan nada yang keras. Ia pun lahir ke arah amel untuk memastikan bahwa anda tidak mendengar ucapan Arman.

"Iya-iya, maaf." Arman mulai memelankan suaranya.

Saat pembicaraan mereka belum selesai, tenang melihat Angga telah kembali dari toilet dan ia menandakan kepada Arman untuk diam dengan cara ia menyenggol lengan Arma.

Arman sekarang mengerti alasan anggap menjadi pendiam akhir-akhir ini. Ia pun berniat untuk memberitahu anda bahwa ia memang tidak menyukai Amel. Namun saat Arman ingin memulai pembicaraan kepada Angga Danang terlebih dahulu memberi isyarat bahwa jangan melakukan hal itu. Ia mengedipkan mata dan menghilangkan kepalanya. Penyakit kak Arman mengerti maksud isyarat dari danang.

Setelah pulang dan sampai di rumah Arman, Arman meminta Angga untuk mampir dulu ke rumahnya.

"Ngga, aku mau bicara sebentar," ucap Arman setelah mobil Angga berhenti di depan rumahnya.

"Ngomong aja," jawab Angga dengan dingin.

"Masuklah dulu," sahut Arman dengan menutup pintu mobil Angga dan berjalan menuju teras rumahnya. Hanya tersisa Angga dan Arman. Karena Danang lebih pulang di antar pulang.

"Ada apa?" tanya Angga saat sampai di Depan rumah Arman, Ida yang melihat kedatangan mereka hanya mengintip dari balik jendela. Ia melihat keseriusan dalam mimik muka Arman.

"Duduklah," sahut Arman. Tanpa menjawab Anggapun duduk.

"Ngga, kami suka sama Amel?" tanya Arman setelah Angga duduk dan bertanya tanpa basa basi.

"Ng-nggak," jawab Angga dengan gugup.

"Kamu jujur saja, aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Amel. Kemarin hanya pura-pura." Arman mendesak Angga.

"Ya, aku suka sama Amel. Dan aku belum bisa mengungkapkannya." Anggga terlihat sangat ingin mengeluarkan unek-uneknya.

"Aku tidak mau karena wanita persahabatan kita hancur ngga," ujar Arman dengan menepuk bahu Angga.

"Iya, maaf jika aku sudah salah paham denganmu," sahut Angga.

Angga dan arman menyelesaikan kesalah pahaman antara mereka dengan cepat, Angga terlihat ceria kembali seperti biasa. Namun perasaan aneh muncul di hati Arman setelah mengatakan hal itu.

"Man, gue pulang dulu ya," ucap Angga berpamitan karena tidak enak dengan ibunya Arman.

"Iya, terima kasih ya." Arman mengantar Angga hingga depan rumah.

Arman yang baru beberapa langkah hendak kembali kerumah terhenti langkahnya karena ada ibunya yang berdiri di depan pintunya

"Ibu," ucap Arman yang kaget dengan kehadiran ibunya secara tiba-tiba.

"Iya, kamu baru pulang?" tanya Ida dengan lembut

"Iya Bu, ibu kok belum tidur?" tanya Arman dengan menghampiri ibunya.

"Iya, tadi ibu dengar suara mobil nak Angga."

"Ya udah, ayo masuk Bu. Ibu tidur lagi aja." Arman menggandeng ibunya dengan pelan.

Malam itu terasa panjang Arman yang selesai membersihkan diri hendak tidur. Namun matanya tidak mau terpejam. Ia menatap langit-langit kamarnya dan terlintas wajah Amel di benaknya. Berulang kali Arman bolak balik mengubah posisi tidurnya. Namun tetap tidak bisa. Ia merasa tidak tenang setelah mengatakan semuanya pada Angga.

"Kenapa perasaanku aneh seperti ini?" tanya Arman dalam hatinya.

"Mungkin aku harus bermain hp dulu agar mataku lelah." Arman mengambil ponselnya di atas meja dan membuka galery namun ada foto yang membuat Arman semakin merasa tidak karuan. Di belakang foto mereka bertiga ada Amel berdiri Yaang tanpa sengaja ikut terfoto. Perasaanya menjadi tambah tidak karuan saat ia memperbesar wajah gadis itu. Dengan cepat ibu jarinya menekan tombol kembali .

"Skip... Skip..." Ucap Arman lirih pada dirinya sendiri. Ia lekas membuka YouTube dan melihat video agar matanya lelah dan bisa tertidur. Namun hingga pukul 02:00 dini hari Arman belum juga terpejam.

"Ya ampun, sudah pagi aja," gumam Arman lirih. Arman memejamkan matanya dengan paksa. Hingga tiga puluh menit berlalu ia sudah pulas. Bahkan saat adzan subuh pun ia tidak bangun. Biasanya ia bangun untuk sholat shubuh. Namun karena perasaan yang tak karuan semalam membuat Arman tertidur telat.. bahkan telat banget.