Kenzi mengangguk pelan. Ia tentu saja mengetahui siapa gadis tersebut, karena sebelum pergi dari ruangan tersebut, berhasil untuk mengajaknya kenalan.
Merogoh saku yang ada di jasnya, dan mengeluarkan satu lembar kertas yang merupakan kartu nama dan membacanya.
"Ini dia, Bu. Dia memberikan kartu nama ini padaku, eh ... atau lebih tepatnya aku meminta ke salah satu karyawannya sebelum keluar dari kantor tersebut," ungkap Kenzi dengan binar bahagia yang terlihat sangat jelas.
Cantika mengangguk dan membiarkan Kenzi untuk jatuh cinta. Karena ia baru kali ini melihat anak lelakinya mulai tertarik dengan lawan jenis, mungkin wanita tersebut sangat menarik dan membuat rasa penasaran itu hadir.
"Baiklah! Ibu tidak akan melarang kamu menjalin hubungan dengan siapa pun, hanya saja pilihlah dia wanita yang baik-baik, kamu pahamkan Nak?" tanya Cantika pada Kenzi yang langsung memberinya hormat.