Pagi mulai menyapa kami dengan cahayanya yang menusuk mata. Kami pun bangun dan seperti biasa sebelum matahari sangat tinggi kami melanjutkan perjalanan menuju arah timur.
Pagi itu tidak ada yang janggal walaupun awalnya aku berpikir ada sesuatu yang berbeda. Serbuk itu masih sangat jelas berbahaya.
"Nona, apa ini adalah perjalanan pertamamu?" tanya Ibu Joe.
Aku mengangguk.
Dengan tatapan heran ayah Joe memandangiku.
"Sayang kenapa kau memandanginya seperti itu?" tanya kesal Ibu Joe.
"Hehe, yah...! karena aku sangat penasaran dengan wajah di balik topeng jelekmu itu," jawabnya.
"Tidak boleh berkat seperti itu!" bisiknya pada suaminya.
Perjalanan kami terus berlanjut hingga malam kedua pun tiba. Kali ini....
"Kenapa pria ini berada di hadapanku dengan wajah amoralnya?!" dia terus berusaha membuka topengku namun saat tangannya ingin menyentuh topeng itu Hyuner selalu mengganggunya dengan benang tipis yang ia lemparkan ke arah wajahnya.