"Iya, Mbok. Mbok tunggu sebentar deh. Ada beberapa pertanyaan yang ingin Tania tanyakan." Simbok yang hendak keluar kamar. Langsung berdiri mematung sembari menatap ke arah Tania.
Wajahnya terlihat cemas. Mungkin tahu Tania sudah mulai menaruh curiga.
"Ada apa ya, Mbak Tania?" Sedangkan Kania sudah berada di samping Tania.
"Uang apa yang Simbok maksud kemarin pagi dengan Mas Satria? Simbok dikasih pekerjaan apa sama dia?" Apapun jawabannya Tania harus tetap kuat. Harus bisa setenang mungkin.
"I-itu … Mbak. Simbok-" Simbok lagi-lagi menghentikan ucapannya. Tania yakin pasti dia sudah diberi wejangan maupun peringatan.
"Mbok, Simbok kan sudah lama bekerja dengan Ayah. Masak iya Simbok berani mengkhianati Ayah? Kurang baik apa coba Ayah sama keluarga Simbok? Simbok mau mengkhianati Ayah?" Tania mencoba memancing Simbok untuk menjawab. Kalau tidak didramatisir pasti dia tidak mau menjawab.
"Maafkan Simbok, Mbak. Tapi Simbok dijanjikan uang banyak!"
"Memangnya pekerjaan apa?"