Sepanjang jalan Firman hanya terdiam. Sikapnya tidak seperti biasanya. Pandangan Firman menerawang jauh mengingat kejadian dengan Ilena. Pengakuan Ilena tentang janin itu tidak jadi masalah buatnya. Tapi kenyataan bahwa Ilena adalah calon kakak Iparnya, membuat Firman serasa berjalan diatas duri. Setiap langkah yang dilalui membuat kakinya sakit dan berdarah.
Bukan karena Firman memiliki perasaan cinta terhadap Ilena, tapi rasa sakit setelah tahu bahwa Ilena calon kakak iparnya yang membuat hatinya harus menanggung rasa bersalah yang begitu besar.
Sementara itu, Anisa memahami perasaan suaminya saat ini. Anisa tahu kalau suaminya itu diselimuti perasaan bersalah terhadap kakaknya Fariz. Anisa bisa merasakan apa yang dirasakan Firman. Bagaimana tidak, seorang adik yang seharusnya menjaga kehormatan calon istri kakaknya, ini malah sebaliknya malah menggaulinya, menjadikannya kekasih.