Aku berjalan dengan tertatih, tidak tentu arah. Langkahku terasa sangat berat.
Aku berjalan. Aku tidak peduli, ketika aku tiba-tiba sudah ada di tengah jalan, dan kemudian ada mobil yang lewat, membunyikan klakson dengan keras, dan kemudian memakiku. Aku tidak peduli.
Hingga sampailah aku di pinggir jembatan. Di mana di bawah jembatan itu, ada sungai yang mengalir deras.
Mataku terpejam. Menghirup aroma air yang mengalir di bawah sana. Air itu terdengar mengalir dengan tenang. Bukankah air yang tenang itu, menghanyutkan?
Mungkin aku lebih baik loncat saja, ke bawah sana. Dengan begitu, mungkin aku akan segera mati. Tidak akan merasakan derita seperti ini lagi.
Hidup pun, seolah sudah tidak ada artinya. Mahkotaku, sudah direnggut paksa.
Mama, Papa, maafkan aku. Aku tidak sanggup, jika harus menanggung beban yang ada.