"Jaket lo basah," ucap Key menoleh ke atas kepalanya. "Seragam lo juga."
"Iya, dan itu gara-gara lo." Lelaki itu menurunkan jaketnya begitu mereka berdua sampai di sebuah koridor.
"Gue gak nyuruh lo ngelepas jaket lo, 'kan?" Key menatapnya.
"Dan ngebiarin lo berdiri seharian di depan gerbang sambil hujan-hujanan? Itu yang lo mau? Gue gak mungkin ngelakuin itu, Keanna." Diusapnya pelan puncak kepala Key, membuat gadis itu secara refleks menghindar.
Key membuang napasnya kasar. Kemudian dia mempercepat langkahnya, masih dengan lelaki itu yang mengikutinya di belakang.
"Lo gak nyadar tadi Pak Udin liatin lo? Keliatan tuh. Warna biru, 'kan?" Lelaki itu membuang pandangan, lalu tertawa pelan dengan kedua mata yang masih memandangi penampilan gadis yang berjalan di depannya.
Key melotot. Dia langsung menyilangkan kedua tangannya dan berbalik. "Ravano!"