Kami berdua mengendara motor selama kurang lebih dua puluh menit di tengah malam buta yang cukup dingin ini. Mas Wisnu menghentikan laju kendaraannya di sebuah hotel bintang tiga yang lumayan terkenal di kota kami. Aku mengernyitkan kepala. Hah? Hotel? Apakah mungkin iparku mengajak untuk check in di sini?
"Sementara kita menginap di sini ya, Dek?" Mas Wisnu memarkirkan motornya di halaman parkir hotel yang luas. Aku tak dapat banyak berkata, hanya mengangguk tanda mengiyakan saja.
Dengan penuh kelembutan, Mas Wisnu menggandeng tanganku sembari berjalan masuk ke hotel. Dua orang resepsionis menyambut kedatangan kami dengan sangat ramah. Padahal, saat ini jam sudah menunjukkan pukul tiga. Mereka seakan tak mengantuk dan melayani kedatangan tamu dengan begitu prima.
"Saya pesan dua kamar superior. Ada?" Mas Wisnu bertanya dengan suara bass-nya. Aku mencuit lengan lelaki itu, mendelikkan mata pertanda tak setuju. Superior room artinya membayar lebih.