"Aku tidak tega dengan Mamamu, setiap pagi dia memberikan obat penyubur untukku, dia terus saja membawaku konsultasi dengan dokter-dokter SpOG, dia terus saja memesan vitamin-vitamin mahal untuk kita Mas!" lanjutku setengah histeris.
"Itu bukan urusanku." Aku menggigit bibir kuat, ia hanya menanggapi kesusahanku dengan nada sedatar itu, entah orang ini tercipta dari apa?
"Bukan urusanmu, Mas? Lantas kenapa semuanya harus menjadi bebanku?!"
"Tidak perlu repot-repot begitu, toh aku tidak pernah merasa menyuruhmu untuk memikul beban tersebut."
"Aku juga tidak ingin, tapi takdir membuatku ...."
"Kalau begitu salahkan takdirmu, jangan merengek padaku, aku tidak punya apa-apa untuk meringankan bebanmu itu. Bahkan nafsu pun tidak, lalu bagaimana aku akan menyentuhmu."
Ah, pahit sekali! Inikah yang dinamakan racun dunia?