"Mas ... kamu sudah tidur?" tanyaku seraya menggoyangkan tubuh yang tengah terbaring di sampingku. Memastikannya apa benar lelaki yang baru enam bulan menjadi suamiku itu sudah terlelap atau belum.
Tak ada jawaban. Hanya terdengar dengkuran halus dari lelaki berbadan tegap itu. Padahal jam di dinding masih menunjukkan pukul sembilan. Belum terlalu malam.
Aku hanya bisa menghembuskan nafas kasar. Merasakan kecewa, sedih dan khawatir yang menjadi satu. Sudah lima bulan sejak aku dinyatakan hamil, Mas Ahsan, suamiku, belum pernah menyentuhku lagi sama sekali.
Sebenarnya jika pada awal-awal kehamilan aku pun mengerti jika dia memang berhati-hati untuk tidak melakukannya. Sesuai dengan arahan bidan yang memang mewanti-wanti untuk tidak terlalu sering melakukannya. Apalagi saat awal-awal kehamilan aku pun mabuk parah dan tubuhku pun lemah.
