Bukan hanya itu, ternyata Ibu juga sudah memesan makanan yang cukup banyak. Tidak butuh lama rumah yang awalnya sepi ini mendadak ramai. Tetangga sekitar diminta datang untuk menyaksikan pernikahan kami sekaligus menyantap hidangan yang sudah Ibu persiapkan.
"Bu?" Aku memegang tangan Ibu dan menatapnya. Tidak menyangka kalau persiapan ibu sampai sejauh ini dan tanpa sepengetahuanku juga. Dari awal, kami berencana mengadakan akad nikah di rumah kami saja.
"Lang, kalau kita tidak pesta di sini meskipun hanya kecil-kecilan seperti ini kita tidak dapat membungkam mulut Citra dan keluarganya." Ibu berbisik di telingaku.
Benar juga, jika kami langsung pulang dalam keadaan seperti tadi, Citra pasti akan menghina kami terus menerus.
Aku tersenyum melihat orang-orang itu begitu menikmati makanan yang kami hidangkan. Namun, dari banyaknya orang itu aku tidak melihat Citra dan keluarganya. Ke mana mereka?
Kami melanjutkan acara dengan sesi foto bersama.
