"Apa maksudmu? Jangan mengada ada ya kamu!" Bentak Ibu. Suaranya nyaring dan melengking, membuat semua orang kembali menoleh, termasuk Mbak Dina sang pemilik salon. Tanpa menoleh pada Ibu, dia menarikku dan Kayla ke ruang private.
"Haduh mertuamu Va, freak banget." Mbak Dina menggeleng gelengkan kepala. Dia tentu telah menyaksikan perdebatan kami sejak tadi.
Aku meringis, menghempaskan tubuh di sofa di private room salonnya. Kayla masih berdiri, mengamati ruangan dengan sumringah. Disini, pelanggan akan ditangani langsung oleh Mbak Dian dan satu asisten kepercayaannya.
"Sudah, kamu disini aja. Biar yang diluar ditangani anak-anak."
Aku mengangguk. "Makasih ya Mbak."
