Almarhum ayah mertua memang keturunan orang berada, istrinya suka sekali dengan yang namanya menghambur-hamburkan uang sampai beliau meninggal, kadang gaji mas Krisna yang jadi sasaran. Tapi aku cuek dan merasa itu hal yang biasa.
"Sudah berangkat kerja," jawabku lirih.
Ibu mertua mengeluarkan ponsel dan terlihat menghubungi seseorang.
[Halo, Kris? Aku di rumahmu sekarang. Sudah kamu kerjakan, kan? Apa yang ibu perintahkan?]
Ibu mertua serius dengan teleponnya, aku tahu kalau beliau sekarang menghubungi mas Krisna.
[Ibu tidak mau tahu, rencana itu harus berhasil. Kalau tidak, kita akan jadi gembel selamanya!]
Apa yang ibu mertua bicarakan dengan mas Krisna. Gembel, bukankah mas Krisna sudah menjadi salah satu daftar penerima warisan.
"Rumah ini mau dijual, jadi maaf. Kamu terpaksa harus pergi dari sini."
Kata-kata yang dikeluarkan pedas. Aku tidak percaya kalau selama lima tahun ini sikap acuh tak acuh beliau ternyata menyimpan sebuah kebencian.
"Apa mas Krisna yang minta?"