Tanpa menoleh aku terus melangkah dengan menggandeng nenek tadi.
"Katanya ada urusan sebentar?" Tanya nenek itu dengan jalan agak dipaksa karena aku mempercepat langkah.
"Ya Allah, maaf Nek. Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Nenek capek?"
Karena ketakutanku sendiri sehingga nenek tadi sama sekali tidak ku gubris. Untungnya beliau memaafkan dan memaklumi.
"Sekarang kita mau kemana?" Tanya nenek itu sembari menoleh ke kiri dan kanan.
"Aku antar nenek pulang, ya?"
"Naik apa?"
"Naik taksi, karena aku juga tidak tahu kalau naik angkot pakai jurusan mana. Sebentar ya?"
Aku mulai menghitung uang di dompet. Aku harus menghemat untuk bisa hidup sampai bulan depan. Biaya kos dan beli barang-barang utama kemarin lumayan mengurangi simpanan. Ada sekitar empat ratus ribu, mudah-mudahan cukup untuk ongkos taksi.
Segera setelah mengetahui jumlah uang yang ada, aku mencari taksi di tempat terdekat. Nenek tadi menyebutkan sebuah alamat dan argo biayapun mulai berputar.
[Halo?]