"Belum, kenapa memangnya?." Tanya Revan sambil tetap matanya kembali fokus menatap ke layar laptop yang ada dihadapannya.
"Tadi bibi ga sengaja keceplosan tuan, membicarakan tentang rencana tuan mau menikah lusa." Ujar bibi sambil menunduk karena kuatir Revan akan marah.Juna langsung menghentikan kegiatannya, dan menatap bibi dengan tajam.
"Lalu apa tanggapan Mutia?."
"Non Mutia kaget, dan tak lama non Mutia menangis sampai non Mutia kelelahan karena menangis dan akhirnya tertidur."
"Menangis?, Apa yang ia tangisi aneh sekali, apa ia pikir ia akan menjadi wanita satu-satunya bagi saya!."
Pak Rese yang melihat kedatangan istrinya yang sedang kesal itu langsung memiringkan duduknya, ia lebih memilih melihat ke arah telivisi yang sedang menayangkan berita daripada melihat istrinya yang sedang manyun.
"Pak, bapak tau ga sih kalau ibu sedang kesal begini?."
"Iya, iya, terus bapak harus bagaimana?."
"Ya bapak jangan nonton televisi dong, bapak perhatikan ibu ngomong."
