"Kalaupun aku menabrak adikmu seperti yang kau tuduhkan, kau tidak punya bukti adikmu bisa saja mengenaliku, tapi kalau memang dia terkapar di jalan seperti katamu, bukankah kondisi tubuhnya pasti lemah? mana mungkin dia bisa melihat secara jelas siapa yang menabraknya? walaupun kau punya seribu pengacara, argumenmu tidak akan bertahan di pengadilan."
Luki memandang wajah Roni dengan tatapan mematikan "Aku tahu selama melakukan aksimu kau tidak pernah meninggalkan jejak sehingga sampai sekarang."
"Apa maksudmu?" tanya Roni lantang.
"Kau membuat satu kesalahan ," Luki balas menantang Roni.
"Kesalahan apa?" Roni mengerutkan kening, tangannya bergerak tidak mau diam.
"Kau menabrak adikku di depan gedung apartemen Rafael. Apartemenku," Luki menatap Roni sambil berjalan mendekatinya "Ada banyak kamera pengawas di apartemenku.