Daren yang mendengar pertanyaan dari Hyunbin mulai menjelaskan dengan santai, "Lokasi yang digunakan untuk pemotretan saat itu mengalami cuaca yang buruk, kami akhirnya berhenti syuting untuk sementara waktu. Aku merasa bosan dan bermain handphone untuk berselancar di media sosial. Sementara itu, aku tiba-tiba melihat seekor semut mendorong seekor serangga." Daren melanjutkan kembali pembicaraannya setelah berhenti sebentar, "Seperti yang kamu tahu, semut bisa diibaratkan sebagai orang utan dan dia bisa mengangkat 35 kali massa beban. Jadi, ketika aku melihat semut mendorong serangga yang memiliki massa beban 3 kali dari semut, aku penasaran dan terus memantau."
Tidak jauh, Cia Lee memulai sesi pemotretan terakhirnya. Daren Lee melanjutkan lagi sambil tersenyum setelah melihat perempuan itu sebentar, "Menurutku, serangga itu terlalu besar dan semut tidak akan bisa mendorongnya lebih dari lima sentimeter. Aku melihatnya mengitari serangga beberapa kali sebelum semut memilih untuk pergi."
Hwang Hyunbin yang mendengar penjelasan Daren pun menyela, "Apakah semut dengan mudah menyerah?"
Daren yang mendengar pertanyaan Hyunbin tersenyum dan menggelengkan kepala, "Aku juga berpikir bahwa semut akan menyerah pada awalnya. Tapi setelah lima belas menit berlalu, aku melihat sekelompok besar semut tiba-tiba muncul dan memindahkan serangga itu bersama-sama. Aku sudah selesai bercerita. Bukankah itu hal yang menarik?"
Hwang Hyunbin yang mendengarnya langsung menyela dengan marah, tidak lupa melototi Daren, "Hal bodoh macam apa itu! Kamu benar-benar pendongeng yang buruk. Cerita yang kamu bicarakan benar-benar tidak menarik."
Daren tidak peduli dengan perkataan Hyunbin. Dia hanya berpaling untuk melihat respon Jasmine dan bertanya dengan tatapan yang intens, "Jasmine, apa menurutmu cerita ini menarik?"
Gadis itu dengan tenang mengangkat ujung bibirnya dan menjawab, "Hmm. Menurutku cerita ini sedikit menarik."
Daren yang mengetahui maksud Jasmine langsung memberikan senyuman, melihat Daren dan Jasmine saling tersenyum Hyunbin merasa ada sedikit kecemasan. Namun, Cia Lee datang pada saat itu. Daren dan Hyunbin pun harus pergi untuk mengambil foto bagian mereka. Cia masih berusaha menunjukan sikap baiknya pada Jasmine, menyebabkan beberapa staf mulai berpikir, 'Apa Cia ingin mengambil manfaat dari gadis itu?' karena tidak bisa dipungkiri aura dan temperamen yang dimiliki Jasmine bisa mempesona kaum laki-laki ataupun perempuan.
**
Pemotretan di lokasi hari ini akhirnya selesai, semua orang akan pergi ketika dengan tiba-tiba Cia Lee memberikan saran, "Aku kenal tempat peristirahatan yang bagus di sekitar sini. Kita sudah lelah dengan pemotretan hari, jadi kenapa kita tidak pergi ke sana untuk makan dan beristirahat sebentar sekaligus merayakan pemotretan yang telah selesai?"
Kim Jong Ki langsung menjawab ajakan Cia, "Apa yang kamu bicarakan ini Jungsik Mingles?"
Cia mengangguk, "Ya, Jong Ki Oppa. Ini Jungsik Mingles."
Jong Ki pun langsung merespon, "Makanan disana memang enak, tetapi Jungsik Mingles termasuk tempat yang agak merepotkan."
Dae Bok merupakan manajer Cia yang sedari tadi memilih menjadi pendengar, segera berseru, "Aku memiliki seorang kenalan yang bekerja di sana sebagai manager. Sepertinya aku bisa mendapatkan tempat di Jungsik Mingles.
Banyak orang menjadi tertarik dengan saran Cia dan perkataan Dae Book.
Jungsik Mingles adalah sebuah restoran yang dibuka oleh seorang perancang terkenal di Asia, banyak orang di kalangan fashion mengetahuinya. Dekorasi interior di sana sangat indah dan penataan lalu rasa makanannya sangat disukai banyak orang.
Semuanya tentu ingin segera kesana, lagi pula mereka sudah berusaha keras untuk pemotretan edisi spesial Benecia pada hari ini, jadi ini waktu bagi mereka untuk menikmati makan malam yang baik. Belum terlambat untuk bersenang-senang dan begitu Cia memastikan bahwa mereka akan mendapatkan tempat duduk yang bagus, rombongan itu mulai pergi menuju Jungsik Mingles.
Di antara kerumunan, Seo Joon dengan senang hati mengenalkan hidangan klasik yang dimiliki Jungsik Mingles kepada Jasmine, sementara perempuan mendengarkan sambil tersenyum.
Setelah semua orang memasuki aula restoran, mereka duduk dan menikmati tiga ronde minuman. Selain Hwang Hyunbin yang memiliki alergi terhadap alkohol, semua orang memiliki wajah merah pertanda kalau mereka sedang mabuk, termasuk Jasmine si gadis kecil.
Cia berjalan mendekati Jasmine dan memilih duduk di sebelahnya, ia terus memberikan alkohol kepada gadis itu. Jasmine sedikit menyipitkan matanya, ketika melihat Cia menatapnya sambil mengangkat gelas berisi alkohol. Dia mengambil keuntungan dari kondisi mabuk ini untuk berdiri dan berkata sambil tertawa, "Aku ingin pergi ke kamar mandi sebentar"
Semua orang di ruangan sibuk makan dan minum. Seo Joon satu-satunya yang mendengar perkataan Jasmine dan berucap untuk hati-hati dan kemudian Jasmine keluar dari ruangan pribadi itu, lalu meninggalkan suasana yang pekat.
**
Suasana malam hari di Jungsik Mingles cukup sepi, Jasmine menghela napas dengan lembut dan mengangkat kedua tangannya untuk ia taruh di pipi, berusaha mengecek kondisi suhu tubuh.
Dia masih kecil, tapi dia sudah dengan berani minum beberapa gelas anggur merah. Hanya dengan itu wajahnya sudah menjadi panas dan kepalanya sedikit pusing.
Waktu tenang yang dimiliki Jasmine tidak bertahan lama. Dia yang belum sampai di ujung koridor sudah mendengar suara perempuan berteriak dari belakangnya, "Jasmine, tunggu aku. Aku juga ingin pergi ke kamar mandi"
Seketika Jasmine tersadar dari pusingnya setelah mendengar teriakan Cia. Dalam sekejap dan tanpa sadar perempuan muda itu mempercepat langkah kaki, mengabaikan teriakan Cia yang semakin mendekat di belakangnya.
Disisi lain, Cia juga memperlebar langkah kakinya, seperti seekor binatang yang mengejar mangsa untuk disantap.
Jasmine memilih berbelok ke kiri, Cia pun berbelok ke kiri. Jasmine berbelok ke kanan, Cia mengikuti berbelok ke kanan.
Kedua orang itu melewati beberapa tanda panah untuk menuju kamar mandi, tapi tidak ada yang masuk kesana. Jasmine menuju ke bagian dalam lorong, sementara Cia berada dua puluh meter di belakangnya.
Intiusi Jasmine yang tajam tidak menyuruhnya untuk melambatkan langkah kaki. Lalu, ia melihat sebuah papan kecil yang bertuliskan 'perbaikan' tergantung di pintu kamar mandi di sisi kanan. Ia tidak segan-segan membuka pintu dan menguncinya.
Ketika ia tersadar dan merasa lega, ia mulai melihat sekeliling kamar mandi. Kamar mandi itu sangat terang dan mewah tanpa bau kotoran, hanya memiliki aroma samar dari pengharum toilet.
Perempuan muda yang memiliki tinggi 178 cm bersandar ke pintu dengan pelan, serta nafasnya terengah-engah. Wajahnya merah dan matanya yang cerah membuat kecantikannya lebih indah, tidak lupa dia juga tampak menggoda.
Jasmine menghela nafas lega saat mendengar langkah Cia Lee bergegas melewati pintu, lalu ia tanda sadar mendengar suara air mengalir di ruangan itu. Dia mengangkat kepala dan melihat seorang pria sedang mencuci tangan di wastafel.
Cahaya berwarna orange menyinari rambut hitam pria itu, membuatnya terlihat seperti tertutup lapisan emas. Fitur tiga dimensi yang tampan dan aura menindas yang kuat terlihat dari sosoknya, bahkan ketika berdiri di tempat yang sangat biasa seperti di kamar mandi.
Temperamen pria itu sama sekali tidak menurun. Sebenarnya, pria itu membuat suasana ruangan yang biasa-biasa saja terlihat sedikit dingin.
Pria itu benar-benar tenggelam dalam kegiatan mencuci tangannya. Dari kuku jarinya sampai ke tulang yang terlihat otot biru. Tangan yang memiliki kulit putih seperti giok itu bersinar di bawah air yang bersih tanpa tanda-tanda kotoran sedikitpun. Tetapi anehnya pria itu masih telaten membersihkan tangan dengan cara yang paranoid.
Di kamar mandi yang sepi, Jasmine yang linglung tanpa sadar menatap pria di depannya tanpa berkedip dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.