Kedua belah pihak menghalangi pintu depan Jungsik Mingles.
Pihak pertama, terdapat orang yang mengeluarkan sumpah serapah sementara pihak lainnya memilih mundur dengan menahan amarah. Namun, kedua belah pihak seketika berhenti bergerak saat mendengar pertanyaan yang tiba-tiba dan tidak dapat membantu mengalihkan kepala mereka.
Pria gemuk yang bernama Kwang Seo Hyuk menjadi yang pertama merespons ucapan itu, saat ia menoleh untuk melihat siapa yang bertanya.
Awalnya, ia ingin mengutuk dan berkata, "Sialan! Siapa yang menghalangi jalan? Tidakkah kamu tahu jalan memutar di tempat ini?" Namun, semua kemarahan yang ingin ia keluarkan, secara ajaib menghilang dari mulutnya ketika melihat identitas dari orang tersebut, Albert Immanuel Choi.
Pria yang tidak dapat disentuh. Dia langsung merubah ekspresi wajahnya dengan memberikan senyuman penuh sopan santun dan berkata dengan nada penuh kejutan lembut, "Tuan Albert Choi, suatu kehormatan untuk saya bisa bertemu dengan Anda di sini."
Pria tampan itu saat ini mengenakan mantel berwarna hitam monokrom dengan potongan yang berkelas di beberapa bagian, desainnya pun simpel tetapi menunjukan kemewahan disaat bersamaan. Dia menunduk menatap tepat di wajah Kwang Seo Hyuk, seperti tidak merasakan kehadiran orang di sekitarnya, dia bertanya to the point, "Kamu menginginkan sesuatu?"
Pria gemuk penuh nafsu yang mendengar pertanyaan tersebut menjadi merinding, tetapi dia tidak menyerah dengan sikap dingin yang ditunjukan pria di depannya. Dia terdiam untuk beberapa saat sebelum menjawab, "Tuan, bulan lalu aku menghubungi manajer mu dan berbicara dengannya. Apakah kamu ingat?" tanyanya sopan.
Di industri fashion, Kwang Seo Hyuk memang seorang fotografer terkenal dan sering bekerja untuk majalah kelas satu, dia seorang veteran dibandingkan dengan Kim Jong Ki. Tapi, ada lebih dari 250 fotografer seperti pria itu di industri ini, dan jumlahnya akan memukau jika ditelusuri secara global.
Albert Immanuel Choi yang mendengar perkataan Seo Hyuk mulai meliriknya, sebelum dia berbalik melihat managernya dan berkata, "Apa dia menelponmu sebelumnya?"
Pria lembut yang memakai kacamata dengan hati-hati berpikir sejenak, sebelum bertanya "Apa kamu … Kwang Seo Hyuk?" pria bernama Martin Hwang itu berusaha mengingat wajah dari pria gemuk di depannya.
Kwang Seo Hyuk yang mendengar perkataan Martin langsung mengangguk penuh semangat, "Ya, aku Kwang Seo Hyuk. Sebelumnya, Tuan Cho memperkenalkan saya kepada Anda, tetapi perkenalan kita terakhir kali sepertinya tidak bagus. Kudengar Tuan Albert Choi akan berada di Jungsik Mingles hari ini, dan saya secara khusus datang kesini untuk bertemu…"
Perkataan Seo Hyuk terhenti saat Albert menatapnya dengan mata yang dingin, tatapan itu seolah-olah sedang melihat ke dalam tulang pria gemuk tersebut. Hati Kwang Seo Hyuk sudah tidak sanggup menahan rasa dingin yang ditujukan padanya. Detik berikutnya, dia hanya bisa mendengarkan saat Albert Immanuel Choi berbicara dengan tegas, "Tuan Kwang, aku tidak tertarik dengan peraturan yang tidak terucapkan."
Pria tampan itu dengan sengaja menekankan pada kalimat 'peraturan tak terucapkan', yang membuat semua orang yang hadir tiba-tiba membeku.
Selain Martin Hwang, selaku manager Albert Immanuel Choi yang sedang tertawa terbahak-bahak. Daren Lee, Kwang Seo Hyuk, Hwang Hyun Bin, Yang Seo Joon dan Kim Jong Ki, mereka tidak mengerti apa maksud dari perkataan pria itu.
Jasmine Kim sendiri hanya melengkungkan sudut bibirnya secara perlahan saat matanya bergerak untuk melihat antara pria tampan yang tadi ia temui dan Kwang Seo Hyuk beberapa kali.
Albert Immanuel Choi pun mendongak sedikit untuk melihat Jasmine, seolah-olah ia tampak menyadari pandangan Jasmine saat ini. Jasmine yang sadar sedang diperhatikan terbatuk ringan dan menarik tatapannya.
Setelah terdiam sebentar, Kwang Seo Hyuk pulih kembali dan berkata dengan sedikit gugup, "Aku hanya ingin berbicara dengan Tuan Albert Choi mengenai kerja sama untuk kuartal pertama di tahun depan. Aku tidak tahu apa maksud Tuan…"
Albert Immanuel Choi menjawab dengan tenang, "Maksudku secara harfiah."
Kwang Seo Hyuk tidak berani berkutik.
Seolah-olah merasa semua orang memusatkan perhatian padanya, wajah Seo Hyuk berubah menjadi merah, dia tidak dapat berbicara dengan fokus lagi, "Jika… ini adalah peraturan yang tidak terucapkan, aku…"
"Maaf, Tuan Kwang," Martin Hwang menyela perkataan Seo Hyuk dan tiba-tiba tertawa, "Bukankah Tuan Albert hanya mengatakan bahwa dia tidak menginginkan peraturan tidak terucap bersamamu?" Martin memperhatikan ekspresi yang akan ditunjukan Seo Hyuk, dan benar pria itu menunjukan kesuraman.
Setelahnya, Martin hanya tersenyum dan menjelaskan "Sebelumnya kamu berkata bahwa selama mereka mengikuti peraturan yang tidak terucap, kamu akan memberi kesempatan kepada para anak muda ini? Ucapan itu berasal dari mulut kamu sendiri, yang mengindikasikan peraturan yang tak terucap merupakan simbiosis mutualisme!"
Orang-orang yang awalnya bingung, mulai menyadari arti perkataan tersebut. Kwang Seo Hyuk mencoba menggoda tiga model di depannya, tetapi begitu dia ditarik menjauh oleh stafnya, dia mulai berteriak.
Tidak perlu menyebutkan semua perkataan kotor yang sudah diucapkan, dia benar-benar menekankan, "Model kecil seperti kalian. Selama kalian mengikutiku dan membiarkan aku makan sesuatu yang lezat malam ini, akan ada keuntungan yang didapat."
Pria gemuk yang mengingat kembali apa yang telah dilakukan seketika memucat. Sebuah jejak senyuman muncul di wajah dingin Martin Hwang, tetapi dia pura-pura berbicara dengan sopan, "Tuan Kwang, haruskah aku membantu kamu untuk membicarakan hal ini dengan atasanku langsung? Kualitas foto yang kamu hasilkan bagus, kerjasama itu mungkin …"
"Tidak ada kerja sama." Suara acuh tak acuh pria di sebelahnya menyela ucapan Martin.
Di bawah sinar bulan, wajah Albert Immanuel Choi tampak bersinar saat ia menatap Kwang Seo Hyuk dengan tidak suka, "Dia terlalu jelek. Aku tidak akan melukakan peraturan tak terucap dengannya"
Jasmine Kim yang mendengarnya berusaha untuk menutup mulutnya dengan rapat.
Kwang Seo Hyuk ekspresinya tidak bisa dijabarkan.
Semua orang yang hadir tidak tahu harus berkata apa.
Apakah Tuan terhormat itu akan benar-benar melakukan peraturan yang tidak terucapkan jika Kwang Seo Hyuk memiliki penampilan yang baik?
'Perhatikan citramu! Di sini ada kerumunan.' gumam Martin dalam hati setelah mendengar ucapan Albert Immanuel Choi yang terlalu terus terang.
Pria tampan itu secara santai mengabaikan ekspresi dari orang di sekitar. Setelah mengeluarkan kata-kata itu, dia tidak lagi ingin melihat wajah Kwang Seo Hyuk yang sudah menunjukan kemerahan dan rasa malu.
Jika orang itu tidak di depannya dan bukan Albert Immanuel Choi, pria gemuk itu pasti akan segera maju dan menggunakan kekuatan yang dia miliki, untuk membiarkan orang tersebut tahu siapa yang dia bilang, 'terlalu jelek'.
Namun, orang itu adalah pria yang tidak berani dirinya lawan.
Seo Hyuk bisa dengan mudah menggunakan namanya untuk menindas Jasmine dan yang lain serta mempermalukan mereka. Tapi, sekarang dia yang sedang dipermalukan, tentu saja dirinya tidak bisa berkutik. Albert Immanuel Choi hanya berdiri di sana dan itu cukup membuat Seo Hyuk takut untuk merespon sekecil apapun.
Dia yang awalnya ingin menekan orang lain, kemudian ditekan oleh pihak yang lebih hebat. Ini seperti mengembalikan keburukan dengan kejahatan, gigi dengan taring.
Kwang Seo Hyuk tidak berani mengucapkan sepatah kata pun meski merasa dipermalukan. Dia dengan patuh memundurkan langkahnya dan pindah ke samping.
Wajah babi gemuknya ia turunkan, seolah sedang berusaha masuk ke dalam pakaian yang dikenakan.
Albert Immanuel Choi memilih untuk berjalan pergi, terlalu malas untuk memberi perhatian kepada pria menyebalkan itu. Dia berhenti sebentar ketika melewati Jasmine, berbalik untuk menatapnya dan dengan lembut mengangguk ke arah gadis itu. Lalu dia pergi sebelum Jasmine bisa memberikan reaksi.
Martin Hwang melangkahkan kakinya untuk mengikuti Albert melewati Seo Hyuk, saat dia dengan tiba-tiba berhenti dan berbisik, "Kita tidak akan pernah bekerja sama dengan mereka yang memiliki pemikiran mengenai peraturan yang tidak terucapkan. Tuan Kwang, apa kamu mengerti?" setelah itu, Martin pergi dengan langkah lebar karena Albert sudah hampir sampai di parkiran.
Kedua orang berpengaruh itu datang tanpa suara dan pergi terlalu cepat, meninggalkan Kwang Seo Hyuk untuk menanggung malu.
Seo Hyuk berpikir sudah seperti ini, dan dia tidak berani mengatakan apa-apa. Lalu memilih untuk bergegas pergi dengan mengepalkan kedua tangan sebagai pelampiasan emosi.