Chapter 57 - Luka

Akbar memulangkan Tari saat matahari sudah hampir kembali ke peraduannya. 

"Kamu baru bangun, Ci?!" tanya Akbar yang secara tidak langsung kedua titik atensinya menatap rambut Suci yang basah. 

"Iya, Bar." Bukan ingin Suci untuk bersikap irit bicara, hanya saja dia merasa jam tidurnya masih kurang. 

"Ci, I'm okay. Nggak usah berpikiran yang tidak-tidak. I'm okay and fine." Akbar tentu saja tahu kalau saat ini Suci masih memikirkan tentang hubungannya dan juga Manda yang harus berakhir. 

"Kamu kalah dari Raihan, Bar," kata Suci dengan menatap Akbar penuh nanar. 

"Gue nggak kalah, Ci. Gue hanya kehabisan waktu untuk bisa bersama dengan Manda." Suci sungguh merasa takjub dengan kebesaran hati yang Akbar miliki. Dia tak berani membayangkan apa yang akan terjadi jika dia ada di posisi Akbar, Suci pasti tidak akan kuat untuk itu.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS