"Ghe … kok kamu seperti orang abis lihat setan sih?" tanya Suci yang merasa ada yang tak biasa dalam diri Ghea.
"Lebih dari itu, Ci." Kedua alis milik Suci lantas saling bertautan satu sama lain saat mendengarkan apa yang dikatakan oleh Ghea barusan.
"Maksud kamu?" Andai saat ini yang menjadi lawan bicaranya bukanlah seorang Suci Indah Lestari pasti Ghea sudah mengeluarkan sumpah serapahnya.
"Astaga Suci kamu itu nggak akan paham apa yang aku rasakan karena kamu nggak pernah ada di posisi aku." Suci kian merasa kalau apa yang Ghea katakan ini hanya berputar-putar tanpa arah yang jelas.
"Makanya kalau aku tidak paham kamu jelaskan, Ghe. Aku ini manusia biasa bukannya cenayang yang bisa serba tahu. Kamu jelaskan saja aku belum tentu bisa mengerti itu apalagi kalau tidak." Ghea buru-buru menutup rapat kedua bibir ranumnya saat mendengar apa yang dikatakan oleh Suci adalah kebenaran yang tidak lagi bisa untuk dia bantah.