"MASUK!" Kedua pangkal bahu milik Ghea terangkat naik saat mendengarkan teriakan Malik. Seharusnya Ghea sadar kalau meredakan ego seorang Malik Bagaskara itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Ghea menghela napasnya dengan sangat dalam, mencoba meyakinkan dirinya kalau dia mampu menyelesaikan ini. Ghea percaya kalau tidak ada masalah yang tidak memiliki jalan keluar. Layaknya gembok dan dan juga kunci yang selalu diciptakan bersamaan. Begitu juga dengan apa yang sedang dihadapi oleh Ghea.
KREK!
Pintu ruang kerja Malik terbuka dengan sangat pelannya dan menampilkan sosok wanita yang sejak lama telah mencuri hatinya. Wanita yang namanya telah terukir indah dalam relung hati milik Malik.
"Selamat pagi, Pak," sapa Ghea dengan nada yang terdengar terbata-bata.
Percayalah saat ini Ghea sedang mati-matian untuk menahan rasa takut yang mulai mengontrol dirinya.
