Saat Vivi hendak melangkahkan kakinya, dengan cepat Zidan langsung menariknya dan membuat Vivi kembali membalikkan badannya. Vivi membulatkan matanya lebar-lebar saat ia merasakan bibir Zidan di bibir atasnya. Laki-laki itu dengan tiba-tiba menciumnya dan membuat Vivi kaku dan terkejut. Bibir Zidan hanya menempel di sana. Belum bergerak sama sekali. Vivi juga perlahan menutup matanya. Merasakan benda kenyal dan lembab itu bersarang di bibirnya yang ranum.
Zidan mulai menggerakkan bibirnya saat di rasa Vivi sudah mulai menerima dan tidak memberontak. Entah mendapat dorongan dari mana, hingga ia bisa melakukan itu. Zidan hanya ingin menyalurkan perasaannya saat ini. Gadis di depannya ini berhasil membuatnya melakukan sesuatu yang berani yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan. Vivi jgalah yang membuatnya terus mengembangkan potensi dirinya dan mereka berdua berkembang bersama sebagai partner kerja.