Vivi menangis tidak tertahan. Rasa sakit di telapak tangannya tidak sebanding dengan luka di hatinya. Zidan yang masih bersembunyi di balik tirai hanya bisa mematung melihat dan mendengar sendiri kejadian dan peristiwa yang mengingatkannya pada seorang gadis yang dulu juga ia temukan dalam keadaan di khianati oleh pacarnya. Dan kini ia bertemu lagi dengan Vivi yang baru saja di khianati oleh sang pacar.
Melihat dan menyaksikan sendiri kejadian itu, membuat Zidan membuka kembali kenangan lamanya. Ia masih terdiam beberapa detik di tempat persembunyiannya. Samar-samar suara isakan Vivi sudah memelan. Zidan mengerjapkan matanya saat ia mendengar rintihan Vivi. Ia keluar dari tempatnya lalu berjalan mendekati gadis yang tengah bersusah payah untuk berdiri.