"Sen, lambat laun Zidan pasti akan mengetahuinya. Lebih baik ia tahu dari kita daripada orang lain" jelas papa sama seperti apa yang Reno katakan tempo hari. Senja menggeleng.
"Tapi Senja tidak bisa pa"
"Senja belum siap" kata gadis itu di tengah isakannya.
"Nak, sudah ada suami di sampingmu. Kamu mau tetap berhubungan dengan Zidan di depan Reno?"
"Itu tidak etis dan tidak baik Sen. Bagaimanapun juga, kamu harus menghargai Reno sebagai suami kamu" terang dokter Adi membuat hati Senja terasa mencolos di buatnya.
Senja menatap nanar tangannya yang di usap lembut oleh sang papa. Detik berikutnya ia menatap sendu wajah pria paruh baya itu. Dokter Adi tersenyum tipis.
"Papa akan bantu Senja untuk bicara baik-baik pada Zidan. Papa yakin dia bisa mengerti". Terdengar hembusan nafas dari papa setelah mengatakan hal itu. Senja tetap menggeleng tanpa menjawab.