Tepat setelah pintu tertutup, tiba-tiba terdengar suara alat medis yang membuat semuanya mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah Cita. Semua langsung terdiam. Membeku di tempat mereka masing-masing. Kaki terasa lemas dan tidak bisa di gerakan. Dokter dan para perawat dengan cekatan berusaha keras memompa detak jantung Cita. Reno dan Senja langsung mendekat pada Cita. Mereka berteriak memanggil nama Cita. Senja sudah menangis histeris di samping Reno. Ia genggam tangan kakaknya yang terasa dingin.
"Kakak...." teriaknya keras. Ia meronta di bawah kukuhan sang papa. Sedangkan Reno berusaha keras untuk tidak histeris. Ia tahan air mata mati-matian namun tetap tidak bisa. Ia genggam tangan Cita di atas tangan Senja. Mereka bertiga saling berpegangan tangan.
"Sayang..." lirih Reno sambil mengusap air matanya cepat. Mama Vera menangis di dalam pelukan besannya. Mereka saling berpelukan saling menguatkan.