Sudah satu minggu berlalu sejak pengakuan cinta Zidan pada Senja. Namun gadis itu masih belum membalas bahkan menjawabnya. Senja tidak mengatakan iya ataupun tidak. Ia tidak membalas atau menolaknya. Namun mereka berdua jarang terlihat bersama akhir-akhir ini. Senja masih di sibukkan dengan berbagai praktikum di laboratorium dan tugas. Sedangkan Zidan juga sama. Zidan sudah bersiap untuk melakukan penelitian guna tugas akhirnya. Kesibukkan membuat mereka jarang bertemu. Bahkan Zidan juga sudah jarang mengantar Senja pulang.
"Sen? Pulang sendiri lagi?" tanya Rina. Senja mengangguk lemah.
"Aku lihat, akhir-akhir ini Zidan tidak pernah kelihatan. Kemana dia?"
"Aku juga nggak tahu, Rin"
"Kalian bertengkar?" tanya Rina lagi. Senja menggeleng. Ia lalu berlalu begitu saja dari hadapan Rina.
"Kenapa lagi tuh bocah. Wajahnya kayak sedih gitu?" gumam Rina menatap kepergian Senja.
"Dan?" panggil Sakti yang sedang nongkrong di warung pak Sabar. Zidan berjalan menuju Sakti.