"Gue tinggal ya Rum. Video ini akan menjadi saksi jika nanti lo tanya ke gue. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa. Di lihat dari reaksi Arga yang biasa-biasa saja sepertinya obat itu tidak berfungsi dengan baik"
"Baiklah gue bisa sedikit tenang"
"Gue pergi dulu" pamit Melodi pada Arum yang sudah terlelap bersama Arga di sampingnya.
Setelah kepergian Melodi, suhu di kamar nomor 1012 ini terasa semakin panas. Arum sudah bergerak kesana kemari karena menahan panas di area kewanitaannya. Baju bagian atasnya kembali ia tanggalkan. Ia meraih selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia terus merancau mengeluarkan kata-kata yang tak jelas. Matanya tertutup sempurna. Gila. Sepertinya tadi ia salah minum.
Arga masih bergeming di tempatnya. Nafasnya terdengar berat dan teratur. Matanya tertutup sempurna. Terlihat dada bidangnya yang tidak tertutup selimut. Udara dingin yang mengenai kulitnya menambah sensasi panas di dalam tubuhnya. Arga menggeliat. Mencari-cari resleting celananya. Setelah mendapatkannya, ia segera menanggalkan celana panjangnya.
Arum terus merancau. Tangannya sibuk untuk mengusap-usap badannya yang terasa panas. Sekujur tubuhnya sudah dipenuhi oleh peluh keringat. Saat ia sibuk bergerak kesana-kemari, tangannya menangkap tangan kekar seseorang. Ia segera meraih tangan itu dan membawanya untuk memeluknya.
Arum sedikit membuka matanya yang sayu. Samar-samar dilihatnya seorang pria yang ia kenal dan yang ia cintai berada di sampingnya. Ia merasa bahagia. Bisa satu ranjang dengan pria ini. Arum terus membawa tangan Arga ke belakang punggungnya. Kulit tangan Arga yang mengenai kulit punggungnya, membuat Arum semakin terangsang.
Arga tanpa sadar mengusap-ngusap punggung Arum. Kulit lembut bercampur keringat membuatnya bergairah. Badannya panas. Dan sesuatu di bawah sana sudah berdiri tegak entah sejak kapan. Di tengah gelapnya kamar ini, Arga mencoba membuka mata sayunya. Tidak terlihat jelas siapa wanita itu. Arga sudah kehilangan kendali atas dirinya. Ia tidak bisa menahan ini lagi. Di rengkuhnya Arum ke dalam pelukannya. Semakin erat ia memeluknya menyalurkan hawa panas di dalam tubuhnya.
Tangan Arga membelai rambut panjang Arum. Dan mencoba mencari pengait bra di punggung gadis ini. Setelah menemukannya, dibuanglah benda satu-satunya yang menutupi tubuh bagian atas Arum itu. Selimut yang menutupi mereka berdua entah pergi kemana. Yang jelas keadaan kamar ini sudah sangat panas dan berantakan.
Arga menatap Arum tajam. Diusaplah keringat yang ada di dahi Arum. Arga melakukan itu semua dengan tidak sadar jika wanita itu adalah Arum. Saraf otaknya sudah lumpuh, tidak memperdulikan lagi siapa gadis di depannya ini. Yang ia inginkan hanyalah pelepasan sesegera mungkin.
Manik mata Arga menatap ke arah bibir ranum milik Arum. Bibir itu terlihat lebih seksi dengan sedikit terbuka. Bibir Arum terus mengeluarkan kata-kata yang sudah tidak jelas kemana arahnya. Samar-samar, Arga mendengar Arum merancau, menyuruhnya untuk menciumnya. Arga sedikit tersenyum mendengar permintaan Arum. Ia juga sama seperti Arum. Sudah sangat bergairah.
"Please. Kiss me" rancau Arum sambil mengalungkan tangannya ke leher Arga. Arga sedikit mengubah posisinya menyamping ke arah Arum. Posisi mereka sangatlah intim.
"Yes. I will baby" ucap Arga serak menahan gairah.
Arga meraih tengkuk Arum dan mulai mendekatkan wajahnya. Bibirnya menyentuh bibir bagian atas milik Arum. Ia masih belum melumat. Hanya menekan bibir Arum, kemudian ia lepaskan lagi. Arga ingin menggoda Arum. Dan ingin melihat gadis itu memohon kepadanya.
"Please. Cium aku sekarang. Ouhh..." desah Arum serak di telinga Arga. Membuat Arga merinding mendengarnya.
Dengan cepat Arga mengubah posisinya. Sekarang ia berada di atas Arum. Tubuh bagian atas mereka sudah sama-sama polos. Arga langsung mencium Arum. Masih sama seperti tadi, hanya saling menempel dan menekannya sedikit.
"Memohonlah kepadaku baby" ujar Arga lirih di depan bibir Arum. Ia sedikit memberikan tiupan di sekitar telinga Arum. Membiarkan gadis itu lebih bergairah kepadanya. Arum sudah bergerak tak tahu arah. Arga menahan kaki Arum dengan kedua kakinya. Membuat paha Arum sedikit terbuka. Tangan nakal Arga bergerak membelai paha bagian dalam Arum. Membuat Arum menegang dan mendesah.
"Ouhh...please. Sentuh aku lebih dalam lagi Arga". Mendengar Arum memanggil namanya, membuat Arga semakin semangat menggoda Arum.
Dibukalah resleting rok Arum, dan dibuanglah rok itu ke segala arah. Arga menatap tubuh Arum yang sangat seksi dengan kulit putih bersih. Arum terus menyebut namanya. Dengan desahan yang menggairahkan.
"Kamu sangat seksi. Kamu mau apa dariku hemm" tanya Arga sambil mengusap miss V milik Arum yang masih terbungkus.
"Sentuh aku semaumu. Sentuh dimana saja. Aku sudah tidak kuat lagi. Aahhh..." pinta Arum frustasi atas perlakuan Arga.
Tangan Arga masih betah mengusap-ngusap daerah kewanitaan milik Arum. Ia mengusap dengan tempo sedang dan kadang cepat. Membuat Arum mendesah kenikmatan. Suara desahan Arum memenuhi kamar ini dengan sangat indah. Arga terus melakukan hal itu sambil menatap wajah terangsang Arum. Di bawah cahaya lampu yang minim, ia masih bisa melihat seluet bayangan tubuh Arum yang bergairah dengan mulut yang sedikit terbuka. Membuatnya sangat terangsang.
Arga kembali menindih Arum. Diciumlah bibir Arum pelan namun pasti. Bibirnya melumat bibir Arum yang terasa nikmat seperti buah cerry. Dihisapnya bibir bagian bawah itu dengan keras. Membuat Arum merintih nikmat.
"Teruslah mendesah. Teruslah menyebut namaku. Gadisku" ucap Arga di telinga Arum. Arum menjawab permintaan Arga dengan semakin mendesah akibat perlakuan Arga kepadanya.
"Ouhh...yaahh..disitu sayang. Ini sangat nikmat. Aahhhhkk..." rancau Arum saat Arga mencium dan menghisap lehernya.
Arga memberikan banyak kissmark pada leher Arum. Leher depan hingga belakang tidak terlepas dari ciumannya. Tangannya tidak tinggal diam. Diusap pelan dada Arum bagian atas. Arum mendesah kuat.
"Aaaahh...kamu sangat pintar Arga"
"Apakah enak?"
"Yaaahh...teruskan" pinta Arum.
Arga kembali mencium bibir Arum dengan sangat tergesa-gesa. Arga memberikan ciuman yang sangat dalam. Deru napas mereka terdengar berat. Arga tidak membiarkan Arum untuk mengambil oksigen.
"Ini akan sangat panas dan menggairahkan. Kamu sangat cantik dan seksi sayang" ujar Arga setelah melepas ciumannya. Ia memberikan pujian pada gadis yang berada di bawahnya ini. Entah siapapun gadis itu, Arga tidak peduli lagi. Ia sudah dipenuhi oleh nafsu sekarang.
Mereka saling bertukar saliva. Lidah mereka saling bertaut. Arga menghisap bibir Arum yang sudah sangat memerah itu. Lidahnya menjelajah rongga mulut Arum. Membelit lidah Arum dan kemudian saling mendesah bersama-sama. Arga mengusap sisa saliva di tepi bibir Arum dengan jempolnya. Mata sayunya menatap Arum yang sudah terkulai lemas karena kehabisan oksigen.
Arga mengamati seluruh tubuh Arum dari atas hingga bawah. Sungguh indah. Kissmark ada dimana-mana. Di leher dan di dada Arum tidak terlepas dari ciumannya.
Saat Arga sibuk mengamati tubuhnya, tiba-tiba Arum membalikkan posisi mereka. Kini Arum berada di atas tubuh Arga.
"Kamu sangat nakal, cantik" ucap Arga membelai rambut Arum.