Malam semakin panas. Mereka tengah bergelut di bawah sinar lampu yang redup. Suara erangan dan desahan saling bersahutan memenuhi kamar hotel ini. Peluh keringat membasahi mereka.
Di tempat lain, Senja sedang mencoba untuk menghubungi kekasihnya. Sejak Arga pamit berangkat tadi, Arga tidak menghubunginya sama sekali.
"Apakah belum pulang? Ini sudah jam 1 malam? Kenapa tidak menghubungiku?" pikir Senja sedikit khawatir.
Senja masih setia menunggu jawaban Arga. Arga sudah berjanji akan menghubunginya jika sudah sampai di rumah. Namun, satu jam dua jam tiga jam telah berlalu, hingga sudah dini hari, Arga belum juga menghubunginya. Senja tertidur dalam penantiannya. Ia tertidur pulas di ranjang kamar tidurnya. Matanya sedikit sembab karena menahan kantuk. Di dekapnya ponsel itu ke dadanya. Masih berharap, Arga menghubunginya semalam apapun itu.
Sedangkan dua insan yang sedang bergairah itu, tidak peduli dengan dering ponsel yang tiada henti. Mereka masih menikmati ciuman dan percintaan yang sangat panas. Akal pikiran mereka sudah dipenuhi oleh nafsu dunia.
Arum mengusap punggung Arga lembut, "Bergeraklah sekarang. Aku sudah siap". Arga langsung berbinar. Diciumnya kening, mata, pipi, hidung, dan terakhir bibir Arum dengan sangat lembut. Mereka terus berciuman, saling melumat dan menghisap menyalurkan gairah masing-masing. Arga masih diam, tak bergerak.
"Cepat bergeraklah, aku sudah tidak tahan" pinta Arum terdengar seperti erangan. Arum sengaja menggerakkan pinggulnya. Arga sungguh membuatnya memohon. Sebelum masuk hingga sudah masuk seperti ini, Arum dipaksa untuk memohon kepadanya.
Arga tersenyum dibalik ciumannya. Ia memang sengaja menggoda Arum. Setelah mendengar permintaan Arum, dan dirasa Arum sudah tenang, Arga bersiap menggerakkan pinggulnya pelan.
Arga masih bergerak pelan. Terkadang ia merubah temponya sedikit cepat kemudian pelan lagi. Ia sangat menikmati pemandangan wajah Arum yang bergairah di bawahnya. Sungguh sangat indah.
"Lebih cepat Arga. Lebih cepat lagi" pinta Arum karena sudah mulai menikmati pergerakkan Arga.
"Apakah nikmat sayang?" tanya Arga.
"Ini lebih dari nikmat Arga aaahh..." desah Arum.
"Aku akan mengabulkan permintaanmu. Namun ada syaratnya" ujar Arga.
"Apaahh syaratnya emmpphh..." ucap Arum terbata-bata.
"Cobalah pimpin aku. Berada di atasku Rum" pinta Arga yang membuat Arum terkejut. Ia tak salah dengar kan. Arga mengucapkan namanya. Apakah Arga sudah sadar. Tapi mengapa Arga tidak menghentikannya.
"Kenapa kamu kaget? Aaaahhh...aku sudah sadar sejak setengah jam yang lalu Rum. Tapi aku tidak bisa berhenti sekarang. Karena kamu sungguh nikmaat..aaahh" rancau Arga dengan terus bergerak di atas tubuh Arum.
"Berarti apa yang aku dengar beberapa saat yang lalu. Itu kamu sadar mengucapkannyaa aaahh..?" tanya Arum.
"Soal aku mencintaimu?" Arga menghentakkan miliknya tepat di daerah sensitif Arum.
"Aaaaahhhkkkk...pelan-pelan. Iyaa soal kamu mencintaiku aaah..?"
"Itu benar Arum. Aku sudah jatuh cinta dengan tubuhmu. Tubuhmu sangat indah dan nikmat. Sungguhhh aaahhh...ya ampun. Aku tidak bisa berhenti dari ini semua. Tubuhmu sangat candu bagiku Rum. Aruuumm..aaah". Arga segera membalikkan tubuh mereka. Kini Arum berada di atasnya. Mata Arum memerah menahan tangis. Ternyata Arga mencintai tubuhnya. Bukan hatinya.
"Hei..kenapa menangis sayang?" tanya Arga hati-hati. Arga masih mencoba bergerak dari bawah meski kesulitan.
"Kamu bilang mencintai tubuhku bukan? Kamu tidak mencintaiku Arga". Arum sudah terisak. Ia berniat untuk berhenti. Namun Arga menahan pinggangnya. Arga menuntun Arum untuk menggerakkan pinggulnya. Kegiatan mereka ini sangatlah intim. Saling membicarakan masalah hati dengan tubuh bagian bawah yang saling menyatu.
"Bukan itu maksudku sayang. Setelah melihatmu setengah naked tadi. Ada sesuatu yang berdesir di hatiku. Aku tidak tahu apa itu. Tapi aku tidak bisa menjauh darimu dan melepasmu. Dan berakhirlah kita seperti ini" ujar Arga dengan napas berat dan disertai senyum tipisnya.
"Aku mencintaimu melalui tubuhmu yang sangat indah. Aku yakin seiring berjalannya waktu, cinta kita akan semakin tumbuh sayaang..aaahh bergeraklah Rum. Kamu sangat nikmat sayang aaaahh.." Arga membelai pinggang Arum.
"Bagaimana dengan Senja" tanya Arum tiba-tiba. Arga sedikit terperanjat. Ia melupakan gadis itu. Namun apa daya, ia sudah sangat bernafsu dengan tubuh Arum.
"Setelah apa yang kita perbuat. Dan ini pertama kalinya untuk kita berdua. Aku tidak yakin apakah masih mencintai dia atau tidak. Yang pasti tubuhku selalu menginginkanmu Rum. Kau sungguh...ohhhh yes...terus sayang. Bergeraklah" desah Arga karena Arum mempercepat gerakkannya. Arum merasa bahagia setelah mendengar penuturan Arga barusan. Ia dibuat seperti melayang.
"Iya benar seperti itu sayang. Terus bergeraklah. Lebih cepat. Ouuhh..aahh..ah..kamu ah..sangat nik..aaahkk..mat sayang..mmmp" desah Arga menahan gairah yang semakin memuncak. Kamar hotel mereka dipenuhi oleh suara desahan, erangan dan suara penyatuan tubuh mereka. Sungguh sangat panas dan erotis.
Arga memberikan pijatan di dada Arum. Membuat Arum semakin kenikmatan. Arga juga mencium dan menghisap kuat leher jenjang Arum.
Karena terlalu lemas, akhirnya Arum jatuh di atas tubuh Arga. Bagian tubuh bawahnya masih tetap bergerak. Arga mengusap lembut punggung Arum. Dan membisikkan kata cinta.
"Kamu sangat cantik dan seksi sayang. Aku tidak bisa jauh dari tubuhmu. Sungguh sangat nikmat. Aku mencintaimu Arum" suara serak Arga terdengar seperti alunan musik klasik bagi Arum. Arum tersipu malu.
Arga langsung membalikkan tubuh mereka kembali. Sekarang ia akan memimpin Arum mencapai puncak kenikmatan. Arga langsung bergerak cepat dan semakin dalam. Menyentuh titik terdalam milik Arum. Arum tidak henti-hentinya untuk mendesah dan berteriak memanggil nama Arga. Untung saja kamar hotel ini kedap suara. Jika tidak bisa bahaya.
"Oouuhh Arga..nikmat sayaang..aah..ahh...Cepatlah mmmhh". Arga mengabulkan permintaan Arum. Ia bergerak cepat.
"Aaahh...Arum. Kamu sungguh cantik sayang. Aaahh.." desahan mereka saling bersahutan.
"Aaahhh..cepat. Aku akan keluar sayang..aaahh..aaahkkk"
"Tahanlah..aku sebentar lagi...aaahhh..aaahh..ya ampun Aruummm" rancau Arga yang semakin keras karena hampir mencapai klimaks. Arga membekap mulut Arum dan saling menghisap dan berperang lidah. Tangannya menekan-nekan buah dada Arum yang menggoda.
"Aku akaan..aaahh..keluar sayang"
"Aku juga..aaah...bersama-sama sayaang...aaahhh.." desah panjang mereka menandakan klimaks yang sempurna.
Mereka menyudahi kegiatan percintaan mereka tepat pukul 3 pagi. Setelah itu, mereka terlelap saking lelahnya. Saling berpelukan di bawah selimut hotel. Arga melupakan Senja. Sama sekali tidak mengingat gadis itu. Ia sudah sangat bernafsu melihat Arum. Entah apa yang akan terjadi setelah ini. Yang jelas ia ingin menikmati waktunya bersama Arum. Ia bahkan mengungkapkan kata cinta pada Arum yang notabene bukan pacar atau pasangannya. Arga mengeratkan pelukannya di saat udara dingin menyapa. Ia menciumi kening, pipi, dan bibir Arum yang terlelap.