Malam semakin larut. Kota Yogyakarta semakin dipenuhi oleh para pemuda yang sedang menghabiskan malam dengan nongkrong di pinggir-pinggir jalan. Di salah satu tempat karaoke terkenal ada sekitar sepuluh teman Arga yang sudah berada di sana. Diantara mereka ada Beni, Johan, Pandu, dan Melodi, teman terdekatnya. Berbagai jenis minuman dan makanan ringan ada di atas meja. Mereka sedang menunggu kedatangan Arga dan Arum sebagai yang punya hajatan. Sebelumnya mereka diundang oleh Arum untuk menghadiri acara dadakan ini.
"Dimana nih Arga sama Arum? Sudah jam segini tapi belum datang juga?" tanya Beni menatap arloji di pergelangan tangannya.
"Tadi Arum bilang sudah diperjalanan sih Ben. Mungkin bentar lagi juga nyampek" jawab Melodi tenang. Ada senyum licik di wajah cantiknya.
"Ini Arum yang buat pesta kayak gini Mel? Arum benar-benar cinta mati ya sama Arga?" ujar Beni menyeloroh.
"Yaa...gitu deh Ben. Lo pikir aja sendiri. Seorang Arum rela mengorbankan waktunya buat mempersiapkan acara kayak gini. Kalau bukan cinta apalagi namanya?" ucap Melodi.
Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu terbuka. Semua mata menuju ke arah pintu. Dan dua orang yang telah mereka tunggu akhirnya muncul juga.
"Nah ini dia, the best couple kita. Akhirnya datang juga" ujar Johan saat melihat kedatangan Arga dan Arum.
"Kalian berdua benar-benar terlihat serasi. Pakek baju warna senada pula. Janjian yaa kalian?" ucap Beni memberi pujian. Arum tersipu malu.
"Kenapa banyak sekali wine disini? Kalian sanggup menghabiskan semua ini?" tanya Arga setelah melihat deretan wine di atas meja. Arga tidak kaget melihat itu semua, karena memang sudah terbiasa. Dia dan teman-temannya sudah sering pesta dengan minum minuman keras. Tapi ini terlalu banyak menurutnya.
"Kan ada lo Ar. Lo kan kuat minum" seloroh Johan.
"Enggak. Sorry ya. Hari ini gue nggak minum. Gue lagi nyetir guys" tolak Arga mentah-mentah.
"Yaelah Ar, lo nggak kasihan sama Arum yang sudah mempersiapkan semua ini buat lo. Masak lo yang punya acara tapi nggak minum sih" ujar Beni menimpali.
"Gue lagi nyetir Ben" jawab Arga pelan.
"Sudah...sudah. Gini aja Ar, lo minum dikit saja nggak papa. Yang penting jangan sampai mabuk. Untuk menghargai jerih payah Arum. Oke" tawar Pandu.
Akhirnya Arga setuju dengan perkataan Pandu. Ia menuang wine satu gelas besar. "Cukup satu ini. Tidak ada yang lain" ucap Arga membuat semuanya tertawa.
Malam semakin larut. Mereka tengah menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Beni, Johan, dan Pandu secara bergiliran. Teman-temannya sudah sangat mabuk. Arga sedang menikmati winenya. Sudah lama ia tak minum, sejak mengenal Senja. Ia duduk bersebelahan dengan Arum. Melodi berada di pojok kanan mereka sambil mengamati Arga. Di liriknya Arum sambil mengangkat sebelah alisnya ke atas. Mereka akan menjalankan rencana jahatnya.
Arga berdiri dari tempatnya duduk, "Mau kemana Ar?" tanya Arum.
"Gue ke kamar mandi dulu Rum"
"Oh...Ok" jawab Arum setengah sadar karena pengaruh alkohol. Hanya Melodi yang benar-benar masih waras di sini. Karena memang sengaja untuk menjalankan aksinya.
Segera setelah Arga keluar dari ruang karaoke, Melodi menghampiri gelas Arga. Dituangkannya cairan putih ke dalam minuman Arga. Tidak tahu obat apa yang dimasukkan Melodi. Arum melihat dengan mata yang sedikit sayup. Ia tersenyum simpul sambil memberikan kode untuk Melodi segera kembali ke tempatnya. Teman-teman yang lain tidak ada yang sadar akan kelakuan jahat mereka berdua.
Arum sudah sangat mabuk. Tubuhnya sedikit terasa panas. Pandangan matanya sudah sedikit kabur, jantungnya berdebar lebih kencang, dan keningnya penuh dengan keringat. Begitu juga dengan Arga. Tubuhnya terasa lebih hangat. Keringat mulai membanjiri wajahnya. Kepalanya sedikit berdenyut setelah ia meminum wine yang telah dicampur obat oleh Melodi tadi.
"Gue pulang dulu ya" pamit Arga kepada Melodi yang masih sadar. Temannya yang lain sudah terkulai lemas di ruangan ini.
"Eh..eh Ar. Jangan. Lo lagi mabuk berat. Jangan nyetir. Gue antar lo. Oke?" tahan Melodi. Arga tidak menyahut, ia merasa kepalanya terasa sangat nyeri dan pandangan matanya sedikit buram.
Melodi segera memapah Arga menuju mobilnya. Kemudian ia segera kembali ke ruang karaoke untuk membawa Arum.
"Yok Rum. Gue antar lo. Lo bakalan bahagia setelah ini. Gue jamin. Lo bakal berterima kasih ke gue" ujar Melodi sambil memapah Arum keluar. Pakaian Arum sudah sangat berantakan. Rambut panjangnya terurai dengan keringat memenuhi dahinya. Pipinya memerah dan matanya sayup. Arum terlihat sangat cantik dan seksi saat seperti ini.
Melodi membawa Arga dan Arum ke sebuah hotel yang sudah ia pesan atas nama Arga. Ia memapah Arga dan membawanya ke kamar. Arga langsung tidak sadarkan diri dan ia terlelap. Kemudian Melodi kembali ke parkiran dan memapah Arum. Membawanya masuk ke dalam kamar hotel yang sama dengan Arga. Melodi tidak tanggung-tanggung dalam memesan kamar hotel. Ia memilih hotel berbintang di pusat kota.
Melodi segera melancarkan aksinya. Ia membuka semua baju bagian atas milik Arga dan Arum. Menggeser mereka untuk saling mendekat dan berpelukan. Diselimutilah mereka sampai batas dada. Kemudian dengan seringai nakal di wajahnya, Melodi segera mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Ia mengambil foto Arga dan Arum yang sedang tertidur pulas di atas ranjang. Melodi tersenyum puas.
Setelah berhasil memfoto mereka, Melodi berniat untuk membangunkan Arum. Mengajak Arum pulang, karena rencana mereka telah berhasil. Namun bukannya sadar, Arum malah mengigau dan berbicara ngawur dengan mata tertutup rapat.
"Rum..Arum..bangun. Rencana sudah selesai. Lo mau balik nggak?". Masih tidak ada jawaban dari Arum. Arum malah semakin mengeratkan pelukannya kepada Arga.
"Lo tadi minum seberapa banyak sih Rum? Arum..hey..bangun. Lo mau balik atau gue tinggal nih?", Melodi memberi ancaman. Namun lagi-lagi, Arum masih tidak bergeming. Melodi sedikit pusing dengan keadaan ini. Dia tidak bisa meninggalkan Arum bersama Arga setelah ia tahu apa yang ia berikan pada minuman Arga tadi.
"Arum..Rum..sadar Rum. Gue papah lo ya. Kita balik. Lo jangan buat ini semakin sulit dong Aruumm" kesal Melodi setelah hilang kesabarannya. Melodi kembali memakaikan pakaian Arum. Kemudian ia kembali memapah Arum. Namun Arum menarik tangannya dari Melodi. Arum kembali terlelap di atas ranjang.
"Gue disini aja. Gue nggak mau pulang" rancau Arum.
"Lo yakin mau disini?" tanya Melodi. Arum hanya mengangguk dengan mata sedikit terbuka. Melodi kembali mengeluarkan ponselnya. Ia menekan tombol video. Melodi kembali bertanya kepada Arum.
"Arum lo yakin tetap disini? Nggak mau pulang?".
Arum menggeleng, "Tidak. Gue disini aja. Lo pulang aja sendiri" ucap Arum tanpa sadar.
Melodi menghela nafas beratnya. Ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.
"Gue tinggal ya Rum. Video ini akan jadi saksi jika nanti lo bertanya ke gue. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa. Di lihat dari reaksi Arga yang biasa-biasa saja sepertinya obat itu tidak berfungsi dengan baik"
"Baiklah gue bisa sedikit tenang"
"Gue pergi dulu ya Rum" pamit Melodi pada Arum yang sudah terlelap bersama Arga di sampingnya.