Sherin benar-benar menyelesaikan masakannya. Sherin mencicipi makanan yang terasa hambar. Pada dasarnya dia suka makanan gurih dan asin. Lidah tak bertulang itu tidak bersahabat sehingga Sherin menambahkan garam lagi ke sop iga yang baru saja dia buat.
"Akhirnya aku bisa masak," gumam Sherin. Dia mengambil gambar dan mengirimkan kepada Ed. Tanpa memberitahu jika itu adalah hasil kerja kerasnya.
'Cepat pulang! Aku menunggumu.' Pesan singkat terkirim ke ponsel Edzhar.
***
Di kantor, Ed memeriksa laporan yang dibuat oleh Samanta. Pembukaan hotel yang ada di Puncak sudah dipersiapkan secara matang.
"Bagaimana, Pak?" Samanta menanyakan pendapat Edzhar.
"Sudah sesuai dengan rencana. Saya akan memberitahunya kepada Sherin malam ini."
Sejenak Samanta terdiam saat mendengar nama atasannya disebut. Sebagai CEO, Sherin sudah terlalu sering bolos dari kantor. Samanta berpikir jika anak dari pemilik perusahaan itu tidak kompeten menjadi CEO.