Sherin memerhatikan Ed yang sedang memotong sayuran. Bagi Sherin, suaminya bertambah tampan seribu kali lipat saat mengenakan celemek. Bagaimana bisa dia membenci laki-laki sesempurna Ed. Selain tampan, Ed juga pintar, perhatian, bertanggung jawab, dan pekerja keras.
Sherin menumpu dagu dengan kedua tangan. Bibir tersenyum dan melihat wajah Ed yang sejak tadi begitu menggemaskan di pemandangannya.
"Kamu nggak akan kenyang kalau hanya menatapku seperti itu," ujar Ed tanpa melihat Sherin. Pria itu masih memotong sayuran yang akan dijadikan campuran di mie instan yang akan dimasak. Bagi Ed, mie instan akan sehat jika sayurannya lebih mendominasi.
"Ihhh!" Sherin menarik sudut bibirnya kesal karena tertangkap basah sedang mengagumi sang suami. "Aku mau telurnya setengah matang," pinta Sherin dan dijawab senyuman oleh Ed.
Dua mangkok mie rebus sudah ada di atas meja. Wanginya menusuk hidung membuat penghuni perut semakin meronta.