Sherin berbaring dengan memunggungi suaminya. Pertanyaan yang diajukan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Edzhar mendekat dan memeluk dari belakang. Pipinya pun bersentuhan dengan pipi Sherin.
"Aku tidak menyembunyikan apa pun dari kamu. Apa kamu masih marah?" tanya Ed berusaha meyakinkan.
"Apa aku bisa memercayaimu?" tanya Sherin belum berbalik badan. Sebenarnya dia sudah merencanakan akan memberikan kejutan indah, namun suasana hati Sherin mendadak buruk semenjak kejadian di nasi lengko.
"Tanyakan saja pada hati kamu. Aku nggak bisa memaksa kamu untuk memercayaiku. Selama ini hubungan kita nggak pernah akur meskipun sudah tinggal serumah. Jadi, aku nggak bisa meyakinkan kamu hanya dengan kata-kata."
Sherin menarik tangan Ed yang berada di atas pinggangnya. Dia memberi isyarat agar dipeluk lebih erat. Ed yang mengerti pun semakin mengeratkan pelukan. Memberikan kenyamanan penuh kepada Sherin.