Edzhar melihat sang istri yang sedang menyesap teh hangat buatannya. Tidak tega jika mengingat saat tadi Sherin meringis kesakitan.
"Apa perutnya masih sakit? Kita nggak perlu ke dokter?" tanya Edzhar. Berusaha tenang namun tidak bisa menyembunyikan rasa cemas di dalam dirinya.
"Setiap bulan kamu akan melihat hal ini. Nggak usah cemas seperti itu!" Sherin meletakkan mug berwarna putih di tangannya, lalu duduk menyandarkan kepala di bahu Ed.
"Jadi kita nggak perlu ke dokter?" Ed memastikan lagi. Baru kali ini dia melihat wanita yang kesakitan karena datang bulan.
"Nggak perlu. Aku baik-baik saja. Hanya, kita rugi menginap di hotel seperti ini. Kita nggak akan bisa melakukannya." Sherin berucap namun tidak berani melihat wajah Ed. Sangat malu jika sampai suaminya tahu keinginannya. Ingin sekali mengulang kesalahan satu malam yang menjadi penyebab pernikahan mereka sekarang.